
Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, ST., MT. merupakan profesor bidang Konversi dan Konservasi Energi pada Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT-UB). Ia dikukuhkan Minggu (15/10/2023).
Dalam pemaparannya yang berjudul “Siklus Termodinamika MUB-2 Untuk Menurunkan Emisi Combustible Species dan Meningkatkan Efisiensi Pembakaran”, Prof. Eko memaparkan bahawa sumber energi dunia didominasi oleh bahan bakar fosil terutama minyak bumi dan gas alam. Hal ini menjadi sumber energi utama dunia modern untuk keperluan transportasi, pembangkit listrik, industri, dan kebutuhan publik.
Namun demikian, sumber energi ini memiliki dua masalah besar, yakni, semakin menipisnya ketersediaan cadangan dan masalah lingkungan. Salah satu yang menjadi masalah bagi lingkungan adalah emisi combustible species, yaitu hidrokarbon HC, karbon monoksida CO, dan hidrogen H2.

Menurut hasil kajian, sektor transportasi merupakan pengguna energi nasional terbesar hingga 42%. Pada sektor tersebut, jenis energi yang digunakan didominasi oleh bahan bakar minyak (BBM) yang berbasis energi fosil yakni hampir 90,9%. Penggunaan BBM yang sangat besar pada sektor transportasi ini telah menjadikannya sebagai salah satu kontributor utama dari produksi emisi combustible species.
Salah satu solusi strategis yang ditawarkan oleh Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, ST., MT. adalah sebuah siklus termodinamika motor bakar yang tidak saja menurunkan emisi combustible species nya, akan tetapi juga mengkonversi energi combustible species.
Keterbaruan ini berupa siklus termodinamika MUB-2 untuk menurunkan emisi combustible species dan meningkatkan efisiensi pembakaran. Hampir seluruh siklus termodinamika motor bensin, menggunakan siklus Otto yang memiliki kelemahan diantaranya, proses pembakaran hanya sekali, emisi combustible species yang tinggi, efisiensi pembakaran yang rendah, dan sensitif terhadap homogenitas campuran udara-bahan bakar.
Siklus termodinamika MUB-2 bertujuan menambah durasi reaksi pembakaran setelah proses ekspansi pertama, agar terjadi dua kali proses pembakaran, sehingga combustible species yang belum terbakar pada pembakaran pertama dapat dibakar ulang dan energinya dikonversikan menjadi kalor input kedua kedalam siklus, sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran. [Oky]