Universitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah ilmiah internasional melalui paparan ilmiah Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi, Prof. Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc., dalam Online Webinar Marine Science Expert Series yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) Komda Malang (9/12). Dengan tema “Tantangan dan Peluang Pengelolaan Sumber Daya Laut”, webinar ini berhasil menarik perhatian lebih dari 145 peserta yang terdiri dari peneliti, dosen, praktisi, mahasiswa, dan masyarakat yang peduli terhadap keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan.
Acara dimulai dengan sambutan Ketua ISOI Komda Malang, Prof. Sukoso, M.Sc., Ph.D., yang menekankan pentingnya budaya diskusi ilmiah untuk mendorong pengembangan perikanan dan kelautan di Indonesia. Sambutan ini dilanjutkan oleh Ketua ISOI Pusat, Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi., DEA., yang membuka webinar secara resmi seraya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
Dalam paparannya, Andi Kurniawan menyajikan data mendalam tentang pentingnya sumber daya perairan sebagai solusi pangan masa depan, termasuk konsep “blue food” yang diprediksi mampu memenuhi lonjakan kebutuhan protein dunia hingga 49% dan kebutuhan protein nasional hingga 56%. Ia juga memaparkan potensi besar sektor kelautan Indonesia, termasuk megabiodiversitas dengan lebih dari 8.500 spesies biota laut, potensi tangkapan lestari 12,01 juta ton per tahun, hingga potensi perikanan budidaya lebih dari 50 juta ton.
Namun, tantangan besar seperti perubahan iklim, kesehatan lingkungan laut, tekanan aktivitas ekonomi manusia, serta keadilan akses sumber daya menjadi sorotan utama yang memerlukan solusi kolektif. Prof. Andi juga menyinggung konsep ekonomi biru yang selaras dengan misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas 2045.
Diskusi menjadi semakin menarik ketika Andi memaparkan ‘Quo Vadis ISO’ yang dilandasi konsep Society 5.0 dari Mayumi Fukuyama, mengintegrasikan kemajuan teknologi untuk memecahkan masalah sosial. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan multidisipliner, inovasi, dan hilirisasi dalam pengelolaan sumber daya laut.
Antusiasme peserta terlihat dari berbagai pertanyaan yang diajukan, seperti usulan optimalisasi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang disampaikan oleh Rifka Hidayat, M.S.Pi., M.BA., hingga ide penguatan teknologi kelautan berbasis preserve technology dari Dr. Boimin dan strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diangkat oleh staf KKP, Hendra Nurcahyo, S.Pi., MP.
Webinar ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menjadi ruang bagi kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan dan mengoptimalkan peluang pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia. Dengan semangat inovasi dan diskusi konstruktif, acara ini diharapkan menjadi titik awal bagi terwujudnya sektor kelautan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. [aziz/pon/humas]