PRO-KONTRA dan Konservasi Pariwisata Indonesia

Allan Dwi Pranta dan Kholidil Amin dalam Festival Ilmiah Mahasiswa UNS 2016Manajemen sumber daya alam untuk pariwisata merupakan salah satu masalah di Indonesia. Kurangnya pengelolaan sumber daya ini berakibat pada posisi Indonesia di urutan 50 versi World Economic Forum 2015. Inilah yang menjadi latar belakang dirancangnya PRO-KONTRA, sebuah situs jejaring sosial untuk memajukan pariwisata Indonesia oleh Allan Dwi Pranata dan Kholidil Amin

PRO-KONTRA merupakan akronim dari Program Konservasi Pariwisata Nusantara berbasis New Media dan Komunitas Terintegrasi. Aplikasi ini mengantarkan delegasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya ini menjadi Juara I kompetisi Festival Ilmiah Mahasiswa dalam rangka Dies Natalis Universitas Negeri Sebelas Maret, Jum’at hingga Minggu (4-6/03/2016).

“Karya kami diapresiasi oleh dewan juri karena dianggap sebagai aplikasi sosial media yang baik untuk konservasi alam,” ujar Allan. Menurut Allan, aplikasi ini merupakan bentuk baru sosial media yang berkaitan dengan konservasi pariwisata. “Sumber daya alam Indonesia sebenarnya besar, tapi pengelolaannya kurang. Masalahnya ada pada kurangnya pemanfaatan teknologi, promosi yang belum gencar dan belum adanya integrasi antara pihak pengelola terkait,” jelasnya.

Melalui desain aplikasi ini, baik Allan dan Kholidil berharap dapat memanfaatkan dan mengelola pariwisata yang berbasis sosial media yang lebih baik. “Kami mengembangkan konsep Instagram, tetapi ditambah dengan beberapa strategi lain, seperti membuat komunitas online dan offline, melakukan penelitian serta penyelamatan dan pelestarian alam,” jelasnya. Kedepan, kedua mahasiswa ini berharap dapat membangun aplikasi ini agar dapat digunakan untuk mempromosikan dan mengelola pariwisata Indonesia. “Kami berencana menggandeng  mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer untuk membangun aplikasi ini”, pungkasnya. [Vicky/Humas UB]