Potensi Ekstrak Kencur Sebagai Antiinflamasi pada Osteoartritis

Ilustrasi Kencur (kids.grid.id)
Ilustrasi Kencur (kids.grid.id)

Lima mahasiswa Farmasi Universitas Brawijaya memanfaatkan ekstrak kencur (Kaempferia galanga) sebagai bahan baku utama formulasi Fast Disintegrating Tablet Solid Self Emulsifying Drug Delivery System sebagai terapi peradangan pada kondisi Osteoartritis. 

Mereka adalah Salma Latifani (Farmasi/FK 2020), Annisa Nur Fitriani (Farmasi/FK, 2020), Kadek Sanitha Maesayani (Farmasi/FK, 2020), Paniroy (Farmasi/FK, 2020), dan Juan Freddy (Farmasi/FK, 2020) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang lolos didanai pada ajang Program Kreativitas Mahasiswa, di bawah bimbingan dosen apt. Oktavia Rahayu Adianingsih, S.Farm, M.Biomed dari FK.

Tim
Tim

Salma Latifani selaku ketua tim mengatakan bahwa penelitian ini didasari oleh adanya kejadian OA di dunia yang  mencapai 527,81 juta jiwa pada tahun 2019. Saat ini, obat-obatan OA yang beredar di pasaran umumnya berbentuk tablet padahal mayoritas pasien OA merupakan lansia yang mengalami kesulitan menelan sediaan tablet. Terapi OA jangka panjang juga dapat memberikan efek samping yang cukup berbahaya, sehingga diperlukan alternatif pengobatan herbal, seperti kencur. 

“Kencur diketahui mengandung ethyl para methoxycinnamate (EPMC) yang telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi sehingga berpotensi sebagai terapi antiinflamasi osteoartritis,” ungkap Salma. 

Namun, EPMC pada kencur memiliki kelarutan yang rendah sehingga dapat memperlambat proses penyerapan zat aktif dalam tubuh. Oleh karena itu, ekstrak kencur perlu diformulasikan kembali menjadi sediaan Fast Disintegrating Tablet Solid Self Emulsifying Drug Delivery System (FDT-S-SNEDDS). FDT S-SNEDDS adalah tablet yang hancur dalam mulut selama kurang dari satu menit yang memiliki keunggulan dari segi stabilitas maupun efektivitas serta dapat memudahkan pasien lansia dalam mengonsumsi obat. 

Formulasi SNEDDS dilakukan dengan mengoptimasi perbandingan surfaktan dengan kosurfaktan sehingga didapatkan ukuran partikel <100 nm. Pada formulasi FDT S-SNEDDS juga diketahui bahwa formulasi tablet ini memiliki waktu hancur kurang dari 1 menit. Hal ini menunjukkan bahwa formulasi SNEDDS yang disusun memberikan hasil yang memenuhi spesifikasi yang diharapkan. 

Selanjutnya, formula FDT S-SNEDDS optimum dilakukan pengujian aktivitas penghambatan peradangan secara in vivo dengan hewan coba tikus. “Hewan coba kami diinjeksi dengan karagenan untuk membentuk peradangan pada kaki, kemudian penurunan edema setelah terapi diukur selama 6 jam” Jelas Juan. Penelitian ini menunjukkan jika sediaan yang diformulasikan terbukti efektif dalam menurunkan peradangan pada hewan coba jika dibandingkan dengan terapi ekstrak saja.

Dengan demikian, FDT S-SNEDDS ekstrak kencur berpotensi menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pasien OA. Tim peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan dukungan kepada pihak industri farmasi untuk memproduksi FDT S-SNEDDS serta menjadi sebuah inovasi penting dalam pengembangan terapi OA. 

Osteoarthritis adalah peradangan kronis di sendi akibat kerusakan pada tulang rawan. Osteoarthritis adalah jenis arthritis atau radang sendi yang paling sering terjadi. Kondisi ini menyebabkan keluhan, seperti sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak. [tim/sitirahma]