PLD Terima Rombongan UI Dalam Rangka Benchmarking

Universitas Brawijaya (UB) menerima kunjungan Universitas Indonesia (UI) dalam rangka Benchmarking untuk merintis Pusat Layanan Disabilitas, Jumat (10/11/2023) di Ruang Senat lantai 2 Gedung Rektorat UB.

Perwakilan UI yang hadir pada acara studi banding tersebut yaitu Direktur Kemahasiswaan UI Badrul Munir, Ph.D, Direktur Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas UI Dwi Marta Nurjaya,  Kepala UPT Perpustakaan UI Mariyah , Kepala UPT Klinik Satelit Dr. Dhanasari V, , Kasubdit Kesejahteraan Mahasiswa Achmad Solechan, M. Si , Franciscus Asisi Triatmoko selaku Kepala sub direktorat peningkatan reputasi akademik dan 4 perwakilan dari BEM UI.

Rombongan UI diterima langsung oleh Rosihan Asmara selaku Direktur Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik UB, dan Zubaidah Ningsih selaku Kepala SLD UB.

Dalam pertemuan tersebut Zubaidah Ningsih selaku kepala SLD UB memberikan pemaparan terkait sejarah perjalanan SLD UB, mulai dari awal terbentuknya SLD di UB sampai layanan-layanan apa saja yang disediakan oleh SLD UB kepada mahasiswa difabel di UB.

Termasuk pula bagaimana implementasi kebijakan layanan bagi mahasiswa penyandang disabilitas di UB selama berkuliah bahkan hingga lulus. Pengalaman ini menjadi berarti bagi UI yang akan merintis unit layanan disabilitas sebagai bagian dari layanan akademik kepada mahasiswa.

Tidak hanya itu, dalam pertemuan tersebut perwakilan dari UI juga mengapresiasi layanan-layanan yang telah disediakan oleh UB yang telah lebih dari satu dekade tidak hanya menerima, tetapi juga melayani mahasiswa penyandang disabilitas sejak menjadi mahasiswa baru hingga pasca lulus.

Universitas Brawijaya (UB), melalui SLD UB dianggap telah berhasil menciptakan struktur organisasi yang telah yang sudah mapan secara struktural, di samping pula telah memiliki pengalaman dalam memberikan layanan kepada mahasiswa difabel di UB.

“Menurut saya UB ini sudah sangat inklusif terutama dengan adanya SLD UB juga memiliki pengalaman panjang dalam melayani mahasiswa difabel,” ucap Munir pada sesi diskusi.

Melalui studi banding ini, Badrul Munir berharap bisa mendirikan pusat layanan disabilitas dan mewujudkan kampus yang inklusif untuk mahasiswa difabel, tidak hanya dari segi layanan melainkan juga menciptakan iklim sosial yang ramah bagi penyandang disabilias.(*/OKY/Humas UB).