Pikat Mahasiswa UB dan NUS Singapura Lewat Jelajah Pesona Kampung Glintung

Kampung Glintung menjadi sebuah fenomena tidak hanya dilingkungan masyarakat namun juga menjadi daya tarik bagi para akademisi, mereka yang hadir berkunjung ingin merasakan bagaimana pemukiman tersebut menjadi salah satu contoh dalam mengembangkan program penghijauan yang kini kian marak di beberapa daerah-daerah perkotaan. 20 mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) bersama 29 mahasiswa National University of Singapore (NUS) berkesempatan mengunjungi kampung Glintung untuk melihat dan mempelajari program apa saja yang sudah diterapkan oleh masyarakat dalam mencapai Glintung Go Green (3G), mulai dari pembuatan sumur resapan dan gerakan menabung air (water banking movement), pembuatan biopori sebagai penanggulangan banjir hingga inisiasi penghijauan lingkungan dan manajemen sampah oleh para warga lansia dengan berbasis gotong royong. Hasilnya, kampung Gintung terkenal menjadi kampung hijau percontohan dan sebagai destinasi eduwisata baik dari penduduk lokal maupun mancanegara.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa UB dan NUS disambut oleh Ir. Bambang Iriantu selaku ketua RW dan pencetus gerakan 3G. Ia memperkenalkan kepada mereka tentang pentingnya merawat ekosistem dan menjaga kultur budaya kearifan lokal di era modernisasi, karena keduanya harus bergerak secara selaras, berdampingan agar kehidupan semua makhluk bisa saling memberikan manfaat. Kampung Glintung sendiri mengimplementasikan keberagaman hayati dimana setiap warga diwajibkan memiliki tanaman hijau di lingkungan tempat tinggalnya baik menanam di pekarangan maupun dengan teknik hidroponik secara vertikal. Selain itu masayaraka sekitar juga bersama-sama membangun sumur resapan dan membuat ratusan biopori untuk memaksimalkan resapan air hujan, serta memanfaatkan barang-barang bekas sebagai media tanaman secara swadaya. “Dalam melakukan perubahan menuju G3 diperlukan konsistensi semangat yang berkelanjutan, dimana problematika saat itu adalah membangun mental dan pola pikir masyarakat agar mau berpartisipasi secara kolektif, membentuk sebuah regulasi tanpa bergantung pada pendanaan serta teknologi sains,” ungkapnya.

Disela-sela kegiatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP, Dekan Fakutas Teknik Prof. Hadi Suyono, ST, MT, PhD, IPU, ASEAN Eng bersama Pj Walikota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat MM turut hadir menyapa mahasiswa UB dan NUS. Prof. Imam menyampaikan kedatangan mahasiswa inbound melalui international student mobility program ini merupakan langkah yang tepat untuk memperkenalkan teaching knowledge, sehingga dapat dikembangkan secara bertahap menuju kolaborasi riset dan join program di masa mendatang antara UB dan NUS. Tentunya dengan partisipasi dari elemen/tokoh masyarakat dan pemerintah kota Malang, kedua perguruan tinggi ini bisa saling bekerjasama membangun green city concept melalui urban planning dan development practices melalui kompetensi di berbagai bidang multi disiplin ilmu.

Mahasiswa juga mendapatkan materi melalui linimasa berkembangnya kampung Glintung, dampak positif yang telah dihasilkan hingga bagaimana konsep tata kelola green village apabila di terapkan di daerah lain. Kampung Glintung sudah meraih beragam penghargaan terbaik dalam 10 tahun terakhir, di awali dengan piagam penghargaan pegiat lingkungan dari Walikota Malang pada 2014 silam hingga penghargaan kampung proklim kategori utama tingkat nasional 2018 oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tidak ketinggalan pula gerakan menabung air kampung 3G juga sempat menembus final Guangzhou Internationa Award Urban Innovation. Hasil-hasil prestasi tersebut diharapkan dapat menginspirasi rekan-rekan mahasiswa dari kedua perguruan tinggi yang memiliki perbedaan latar belakang negara, dimana Indonesia dengan kultur budaya dan kebersamaannya yang sangat kental serta Singapura dengan kemajuan smart technology yang tidak kalah pesat.

Pada kesempatan berikutnya, mahasiswa UB dan NUS mendatangi kampung Semar untuk mengikuti acara peresmian kampung go green yang ditanda tangani langsung oleh Pj Walikota Malang. Menurutnya peresmian kampung Semar ini merupakan cerminan dari keberhasilan kampung go green Glintung, dimana masyarakat melakukan inovasi melalui konsep urban farming dengan lahan yang masih terbatas. NUS sebagai salah satu perguruan tinggi di Singapura sangat tertarik dengan perubahan perilaku masyarakat dalam menghijaukan lingkungannya sendiri, bagaimana mendorong individu bergerak menciptakan kesadaran diri terhadapa masalah-masalah lingkungans serta solusi bersama. Pada akhirnya mentalitas tersebut dapat diaplikasikan menuju bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs). [Indra/humas UB]