
Universitas Brawijaya (UB) menyambut 150 mahasiswa inbound program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) tahun akademik 2023/2024. Penyambutan dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, M.P, Jumat (08/03/2024), di Gedung Widyaloka.
Imam Santoso memberikan ucapan selamat kepada 150 mahasiswa yang telah berhasil lolos mengikuti PMM batch 4, dan diterima di kampus besar dengan 72 ribu mahasiswa dari 34 provinsi di Indonesia. Imam mengatakan, UB memiliki atmosfer akademis yang baik, terlihat dari para mahasiswa yang nyaman belajar atau mengerjakan tugas di area kampus bahkan sampai malam hari.
“Merupakan kebanggaan bisa bergabung di PMM UB. Gunakan kesempatan sebaik-baiknya tidak hanya untuk menimba ilmu akademis, tetapi juga berinteraksi dan mempelajari budaya Indonesia,” katanya.

Direktur Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik Dr. Rosihan Asmara, S.P., M.P melaporkan, 150 mahasiswa inbound PMM batch 4 ini merupakan hasil seleksi dari 4.100 mahasiswa dari perguruan tinggi seluruh Indonesia yang mengajukan untuk mengikuti PMM di UB.
“Pada monev yang dilakukan oleh Kemdikbud, UB dinilai baik dalam mengelola PMM, untuk itu melihat jumlah peminat yang banyak maka kami berharap kuota untuk PMM inbound bisa ditingkatkan,” ujarnya.
Pertemuan ini juga menghadirkan Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik Arif Hidayat, S.Kom., M.M yang mensosialisasikan layanan sistem informasi akademik, terkait modul akademik, keuangan, ruang kelas, dan kegiatan kemahasiswaan.

Salah satu mahasiswa inbound PMM batch 4 Hibrizi Muhammad Harahap dari Universitas Malikussaleh Aceh menyampaikan kepada Prasetya Online, bahwa Ia mengambil empat mata kuliah di jurusan Agroekoteknologi (Agroforestri, Pestisida dan Teknik Aplikasi, Manajemen Greenhouse dan Hidroponik, dan Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura), serta dua mata kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian (Mikrobiologi Esensial, serta Mikrobiologi dan Bioteknologi Industri).
Hibrizi menceritakan, keberhasilannya lolos di PMM UB ini setelah melewati tahapan seleksi administrasi, tes kebhinekaan dan tes vcat. Mata kuliah yang Ia ambil linear dengan jurusan di universitas asalnya, yakni Agroekoteknologi Fakultas Pertanian. Ia dan para mahasiswa inbound lainnya akan berkuliah di UB selama satu semester.
“UB merupakan salah satu kampus impian saya dari SMA. Dan saya mengambil mata kuliah itu, karena tidak ingin tertinggal mata kuliah saya di kampus asal, sekaligus ingin merasakan perbandingan laboratorium dan praktikum kampus asal dengan UB. Perbedaan pasti terasa, mulai dari peralatan yang lebih lengkap, dan ruangan laboratorium yang banyak,” cerita pemuda yang juga menjadi Kepala Suku PMM batch 4 ini.
Hibrizi mengucapkan terima kasih kepada pihak UB karena komunikasi antara UB dengan mahasiswa PMM terjalin dengan baik mulai dari penjemputan di bandara, asrama, proses akademik, hingga saat ini.
“Kami berharap kepada kawan-kawan PMM agar tidak berkelompok dengan teman-teman dari universitas yang sama. Mari kita manfaatkan pertukaran budaya, pikiran, ilmu, dan segala hal yang baik untuk dapat dikembangkan ke tempat asal kita. Manfaatkan PMM untuk menambah wawasan budaya nusantara dan pengetahuan akademis, sehingga sesuai dengan tema PMM4: bertukar sementara bermakna selamanya,” pungkas Hibrizi. [Irene]

