Perkokoh Teknik Pengairan, FT Tandatangani MoU dengan IHE-DELFT Belanda

Fakultas Teknik (FT) terus mendukung program internasionalisasi Universitas Brawijaya (UB). Setelah menjalin kerja sama dengan banyak universitas di Asia, kali ini FTUB melebarkan sayap ke Eropa.

Berita datang dari Teknik Pengairan FTUB. Dekan FTUB, Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, M.T., IPU., mewakili FTUB menandatangani MoU dengan IHE Delft, Institut Pendidikan Sumber Daya Air Terbesar di Dunia yang terpusat di Belanda.

Penandatanganan dilakukan secara terpisah. Rektor IHE Delft, Prof. Eddy Moors menandatangi MoU pada tanggal 2 Oktober, lalu dokumen dikirim ke FTUB dan ditandatangani Dekan pada hari Senin, 9 November 2020 dan dikirimkan kembali ke Belanda.

Kerjasama ini diawali dengan kuliah tamu dari Prof Dano Roelvink, Dr Ali Dastgheib, dan Dr Alvaro Semedo di akhir tahun 2019. Perbincangan dan perencanaan semakin serius dengan kedatangan Dr Alvaro Semedo untuk kedua kalinya di FTUB.

Keputusan untuk menggandeng IHE Delft ini bukan tanpa alasan. IHE Delft Institute for Water Education adalah institusi pendidikan pascasarjana internasional di bidang sumber daya air terbesar di dunia.

Berdiri sejak 1957, IHE Delft telah meluluskan lebih dari 23.000 profesional dari 190 negara. Institut ini menawarkan program Master dan Doktoral yang berkolborasi dengan universitas partner seperti Delft University of Technology, University of Amsterdam, University of Twente, dan Wageningen University & Research.

Selain itu IHE Delft berafiliasi dengan UNESCO dan UN Water, lembaga PBB yang berfungsi untuk mengoordinaskan badan-badan PBB yang berkaitan dengan air/sumber daya air untuk menyelesaikan permasalahan tentang air di dunia.

“Kami ingin meningkatkan kapasitas dan memperkokoh posisi Jurusan Teknik Pengairan tidak hanya sebagai institusi pendidikan di bidang sumber daya air pertama di Indonesia tetapi juga melebarkan kiprah keilmuan dan berkontribusi secara internasional di Asia dan Eropa,” tukas Prof. Pitojo yang juga Pakar Sumber Daya Air ini.

Ketua Jurusan Teknik Pengairan UB, Dr. Ir. Ussy Andawayanti, M.S., pada kesempatan terpisah juga menuturkan terkait kerjasama yang sudah diinisiasi ini kedua belah pihak telah menyusun beberapa program kerja yang sayangnya harus tertunda karena pandemi COVID-19.

“Banyak program harus ditunda hingga pandemi usai.  Oleh karena itu penandatanganan dan pertemuan terkait MoU ini dilakukan secara daring dan luring,” tutupnya. (mic)