Perkenalkan PRISMA-UB Repository Sebagai Knowledge Garden Bagi Sivitas Akademika

Polemik ketahanan bidang agrikultur dan penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang kerap terjadi baik di negara maju maupun di negara berkembang, keduanya sangat berkaitan mengingat Indonesia sebagai salah satu negara yang juga terus mengedepankan bagaimana pengelolaan bidang agrokompleks mampu memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Program PRISMA mejadi sebuah langkah strategis melalui kemitraan inovatif antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia guna menumbuhkan pasar pertanian di pedesaan Indonesia. Tentunya dengan memperluas metode keilmuan, serta memperkenalkan inovasi produk dan produksi, PRISMA memberikan pendekatan yang menargetkan perubahan pasar sistemik, meningkatkan pendapatan rumah tangga sekaligus membangun ketahanan dalam jangka panjang. Maka dari itu Universitas Brawijaya (UB) bekerja sama dengan PRISMA menggelar soft-launching PRISMA-UB Repository, pada Selasa (12/11), sebagai wadah ilmu pengetahuan dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pembelajaran inovatif maupun riset di lapangan baik regional maupun nasional. Berbagai proyek PRISMA yang telah berjalan selama 11 tahun khususnya di bidang pertanian dan peternakan berbasis Climate-Smart Livestock (CSL).

Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Muchamad Ali Safaat, SH., MH., mengungkapkan apabila UB-PRISMA repository prototype menjadi pendorong bagi sivitas akademika untuk ikut berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan terutama problematika yang terjadi akibat perubahan iklim secara ekstrim seperti pemanasan global maupun bergesernya orientasi perubahan energi alternatif ataupun industri sehingga lahan produksi pangan semakin lama semakin berkurang. Faktor kedua adalah tantangan bagi perguruan tinggi untuk menciptakan petani-petani kreatif yang memiliki beragam inovasi unggulan dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi terbarukan sehingga lulusan mahasiswa dapat membuktikan bahwa pendidikan agrokomplek sangatlah dibutuhkan di masa mendatang.

Prof. Dr. Ir. Hendrawan Soetanto, M.Rur.Sc. selaku inisiator memaparkan jika kerjasama antara UB dan PRISMA sudah berlangsung sejak 2016 silam, keduanya menghasilkan beragam produk pengetahuan di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan. Menurutnya, repository ini akan lebih mudah diakses dengan memanfaatkan Knowledge Garden di perpustakaan UB yang memiliki reputasi sebagai repositori perguruan tinggi terbaik di Indonesia. “Ketahanan pangan adalah salah satu kondisi dimana akses pangan harus tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan umat manusia dan hal tersebut adalah merupakan keniscayaan, maka dari itu UB harus memiliki peran dalam membuka perspektif mahasiswa, dosen maupun pelaku pasar untuk terlibat dalam pengembangan ekonomi dan sektor pertanian,” ungkapnya.

Sedangkan Kepala Perpustakaan UB Prof. Dr. Iwan Permadi, SH, M.Hum sangat mengapresiasi dengan hadirnya UB-PRISMA repostory yang digunakan sebagai server penyimpanan dan pengelolaan beragam jenis data produk pengetahuan dan pembelajaran di lingkungan kampus serta disebarluaskan secara online dengan akses terbuka. Praktik dari penerapan strategi bisnis inklusif melalui pendekatan Market System Development (MSD) yang telah dikembangkan oleh PRISMA dapat menjadi acuan dan diadopsi oleh seluruh sivitas akademika guna kepentingan non komersial. Tentunya dengan akses terbuka ini ia berharap UB sangat optimis kualitas akademik dan penelitan akan semakin meningkat. Rangkaian soft launching PRISMA-UB Repository ini juga mengundang beberapa pakar seperti Prof. Hendrawan dari Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Ir. Kurniatun Hairiah dari Fakultas Pertanian, dan Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE dari Fakultas Teknik dalam diskusi panel bertajuk “Climate Smart Practices” untuk mendiskusikan solusi pertanian berkelanjutan khususnya bagaimana tantangan dan relevansinya di Indonesia. [humas]