Perkembangan komunikasi inklusif pada masyarakat Indonesia saat ini sudah tidak lagi menjadi milik kalangan tertentu saja, namun juga menjadi perhatian pada banyak kalangan. Salah satu yang memiliki kebutuhan pengetahuan dan skill komunikasi inklusif adalah Kader Posyandu
Kader Posyandu menjadi salah satu tombak utama dalam pelayanan kesehatan bagi ibu, lansia, anak-anak dan juga remaja. Oleh karena itu, penting sekali bagi Kader Posyandu untuk mendapatkan pelatihan komunikasi inklusif untuk berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Hal ini mendorong tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya melakukan pelatihan pentingnya skill komunikasi inklusif ini untuk kader Posyandu. Dosen Ilmu Komunikasi UB, Sinta Swastikawara menyatakan kegiatan pelatihan komunikasi inklusif yang dilakukan pada Kader Posyandu Dahlia memberikan pengetahuan baru yang aplikatif.
“Pelatihan komunikasi inklusif ini ditujukan untuk menambah skill komunikasi Kader Posyandu karena bagaimanapun juga, para Kader Posyandu lah yang menjadi penyambung antara fasilitas kesehatan dengan masyarakat,” ucapnya.
Pelatihan ini membuat Kader Posyandu Dahlia RW 03 Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang, mengaku mendapat pengetahuan baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya.
“Pengetahuan ini belum pernah didapatkan dari Puskesmas maupun Kelurahan, padahal kan kita tidak bisa selalu memprediksi di lapangan, siapa tahu kan ada penyandang disabilitas yang harus kita layani kan,” ucap Olga Hasiani.
Kegiatan ini diawali dengan pemberian pretest untuk melihat pemahaman kader Posyandu sejauh mana mereka memahami tentang perkembangan situasi penyandang disabilitas saat ini. Dari hasil diskusi yang dilakukan, ditemukan bahwa masih banyak pengetahuan tentang penyandang disabilitas yang belum mereka ketahui.
Setelah menerima pelatihan, kader posyandu selanjutnya mengisi postest dan perbedaan hasilnya cukup signifikan, karena kader Posyandu mulai memahami penggunaan istilah dan termasuk keberadaan fasilitas untuk aksesibilitas penyandang disabilitas.
Kader Posyandu berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti hanya pada pelatihan komunikasi inklusif saja. Mereka berharap mendapatkan pelatihan untuk memberikan pendampingan bagi penyandang disabilitas sehingga dapat menunjang tugas mereka sebagai kader Posyandu. (*/OKY/Humas UB)