Indonesia merupakan negara yang banyak mengalami kejadian bencana , dengan segala macam jenisnya. Gempa bumi adalah salah satu jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini terjadi karena secara geografi kepulauan Indonesia berada di wilayah lingkaran api pasifik atau cincin api pasifik yang merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Austalia, Lempeng Eurasia dan Lempek Pasifik. Sehingga peristiwa gempa vulkanik maupun tektonik sangat sering terjadi.
Jawa timur sisi selatan, termasuk Malang Raya, adalah daerah yang berada diatas gunung berapi aktif dan patahan tektonik dunia memliki resiko paling tinggi mengalami bencana gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik. Kota malang sebagai daerah urban dengan jumlah dan kepadatan penduduk tertinggi perlu mendapatkan perhatihan khusus dalam hal pencegahan dan penanggulangan bencana akibat gempa dengan banyaknya penduduk beresiko terdampak yang bisa terjadi.
Masalah kapasitas pengetahuan kebencanaan, ketaatan terhadap regulasi pembagunan sarana dan prasarana yang tahan terhadap bencana (gempa), pengaturan jalur evakuasi dan upaya mitigasi kebencanaan lain-nya harus terus ditingkatkan . Semua itu dapat dicapai dalam strategi penanggulangan becana dengan cara sinergi, kolaborasi, koordinasi, komando dan pelaksana dalam penta helix penanggulangan bencana yang meliputi : Pemerintah, rakyat, dunia usaha, akademisi dan media untuk bekerja bersama-sama karena bencana adalah urusan bersama.
Melihat hal tersebut, Tim dari Divisi Disaster Medicine, Program Studi Spesialis Kedokteran Emergensi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya / RSUD Dr. Saiful Anwar, melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan tema “Sekolah Aman Bencana” yang dilaksanakan di bulan November 2023 ini, dengan sasaran sekolah sekolah yang berada di kota.
Ketua Tim Pengmas, dr. Suryanto Eko Agung N, Sp. EM, KDM dalam wawancaranya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud dari kegiatan pengmas yang dilaksanakan oleh Divisi Disaster Program Studi Kedokteran Emergensi FKUB/RSSA.
Tema untuk pengmas kali ini adalah “Sekolah Aman Bencana” atau “sekolah tangguh bencana”, dengan dimulai sekolah-sekolah yang ada diskeitar RSSA, dimana sasarannya adalah 5 (lima) sekolah. Adapun beberapa Sekolah yang menjadi sasaran kegiatan Pengmas ini antara lain adalah : 1. SMP Salahudin, 2. SDN 01 Klojen, 3. SMA Islam Malang, 4. SMA Corjesu, dan 5. SMP Frateran. Paparnya.
dr. Sur menambahkan, karena kita merupakan bagian dari institusi pendidikan (Universitas Brawijaya dan RSSA) dan kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di lingkungan sekolah di sekitar area RSSA, dengan target sasaran civitas akademika meliputi guru, siswa dan staf administasi. Materi peningkatan kapasitas civitas akademika yang diberikan berupa teori kebencanaan dan praktek penanganan awal kasus trauma pada bencana gempa.
Tentunya masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dari Universitas Brawijaya saja, kedepan kami ingin bekerjasama lebih luas lagi dengan intitusi pendidikan yang lain , atau instansi terkait untuk memperkuat kapasitas dari komunitas peduli bencana khususnya di Kota Malang, dan berikutnya kami berharap semoga ini dapat menjadi role model yang dapat dikembangkan dengan skala yang lebih luas lagi, harapnya.
Selain memberikan edukasi terkait gempa, kami juga memberikan simulasi dan pelatihan skill bagi korban, dan kami juga akan memotret bagaimana lokasi gedung dan fasilitas –fasilitas dari beberapa sekolah ini sehingga kami dapat memberikan rekomendasi bagaimana prosedur evakuasi dikerjakan, memperkuat peran UKS yang sudah ada dalam kecelakaan dan mitigasi bencana yang harus dilakukan di masing-masing sekolah, ungkapnya. (An4nk – Humas FKUB)