Universitas Brawijaya telah meluncurkan program inovatif yang berkolaborasi dengan Mitra Dunia Industri PT. KTHR Indonesia untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan daging olahan di Indonesia melalui Matching Fund 2023 sehingga dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengamankan ketahanan pangan nasional.
Tim dari berbagai departemen di Universitas Brawijaya, dipimpin oleh Ketua Ir. Endra Yuafanedi Arifianto, ST., MT. dari Departemen Teknik Industri FT UB, bersama dengan Dr. Dedes Amertaningtyas, S.Pt., MP. dari Teknologi Hasil Ternak Fapet UB, Sri Palupi Prabandari, SE., MM., Ph.D. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. dari Fakultas Teknik Elektro, dan Prof. Dr. Ir. Bambang Susilo, M.Sc. Agr. dari Fakultas Teknologi Pertanian, bekerja sama untuk merancang sebuah solusi inovatif.
Program ini dilakukan dengan mengimplementasikan konsep Industrial Design Mini Factory (IDMF) di setiap desa. Mitra Dunia Industri PT. KTHR Indonesia telah berhasil memenuhi 0,27% kebutuhan daging di Jawa Timur pada tahun 2022 dengan produksi sebanyak 1100 ekor domba atau setara dengan 16,5 ton daging domba. Program ini merupakan embrio untuk membawa konsep IDMF ke tingkat desa, yang akan memberdayakan masyarakat lokal dalam pengolahan hasil peternakan mereka sendiri.
Dalam konsep IDMF, setiap desa akan memiliki pabrik mini yang mandiri dalam pengolahan pangan, khususnya daging domba. Ini diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga membantu mendorong ketahanan pangan nasional. Program ini akan mencakup berbagai tahap, mulai dari desain pabrik, perakitan mesin, produksi olahan daging domba, desain kemasan, hingga perizinan dan pemasaran produk.
Tiga produk inovatif olahan daging domba yang akan ditawarkan melalui program ini antara lain adalah abon daging domba, oseng pedas daging domba, dan sop tulang/tetelan domba. Dengan mengemas daging domba dalam bentuk olahan ini, diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif makanan yang sehat, bergizi, dan dapat membantu menurunkan masalah stunting di masyarakat.
“Inovasi produk olahan daging domba memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Melalui pengembangan yang kreatif dan terarah, produk-produk baru dapat diciptakan untuk memaksimalkan potensi daging domba sebagai sumber pangan yang bernutrisi tinggi. Langkah ini tidak hanya memberikan variasi pilihan konsumsi, tetapi juga berkontribusi pada diversifikasi produksi pangan dalam negeri, ” kata Ir. Endra Yuafanedi Arifianto, ST., MT.
Dia menambahkan inisiatif ini menjembatani antara kebutuhan pangan yang terus berkembang dengan upaya memajukan sektor peternakan, berpotensi menciptakan dampak positif dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.
Program ini akan berlangsung dari bulan Mei hingga Desember 2023 dan akan dilaksanakan di Universitas Brawijaya serta PT. KTHR Indonesia di Wagir Malang. Diharapkan, program inovatif ini tidak hanya memberikan solusi bagi meningkatnya permintaan daging olahan di Indonesia, tetapi juga memberdayakan masyarakat desa dalam menghasilkan produk pangan yang berkualitas dan berkelanjutan. (EYA/Humas UB).