
Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya, Kamis (18/5/2023), menerima kunjungan studi banding dari pemerintah Filipina. Studi Banding tersebut memiliki tujuan untuk melihat percontohan hilirisasi usaha penggaraman yang ada di Indonesia.
Lokasi yang dikunjungi salah satunya adalah Greenhouse Salt Tunnel (GST) yang berada pada Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Delegasi dari Filipina diantaranya adalah Asisten Ahli Gubernur Pangasinan, Asisten Ahli Departemen Holtikultura Provinsi Pangasinan, dan Anggota Legislatif Distrik 2 Provinsi Pangasinan.
Selain itu, kegiatan tersebut juga di hadiri oleh Direktorat Jasa Kelautan Kementrian Kelautan dan Perikanan, Tim Peneliti Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya, dan Kelompok Petambak Bojogkan.
Delegasi dari Filipina sangat antusias terkait metode Greenhouse Salt Tunnel (GST) yang digunakan dalam produksi garam di Kabupaten Tuban.
Aziz Amin, salah satu anggota di Pusat Studi Pesisir dan Kelautan sekaligus Dosen FPIK UB) mengatakan metode Greenhouse Salt Tunnel (GST) salah satu metode yang bisa digunakan di Filipina untuk memproduksi garam sepanjang tahun, mengingat metode ini lebih efektif pada saat musim hujan.
Budi, Ketua Kelompok Petambak Garam Bojogkan menambahkan, “Ddngan menggunakan GST, garam yang dihasilkan memiliki kualitas lebih baik jika dibandingkan dengan metode tradisional.”. Namun penggunaan GST ini harus mempertimbangkan lokasi yang akan dijadikan tambak garam.[sitirahma]