Ayam kampung merupakan ayam asli Indonesia yang memiliki potensi strategis untuk dikembangkan. Sebab memiliki keunggulan lebih toleran dengan pakan sederhana, mudah beradaptasi dengan lingkungan, dan memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap serangan penyakit.
Namun potensi tersebut harus diimbangi dengan optimalisasi produktivitas yang ditentukan oleh kualitas semen. Karena kualitas semen yang baik akan menyebabkan daya fertilitas semakin tinggi, dan begitu juga sebaliknya.
Perbaikan semen dapat dilakukan melalui perbaikan pakan lantaran kualitas semen pejantan sangat ditentukan oleh pakan yang dikonsumsi. Penambahan antioksidan dalam pakan dapat menetralisir dan mencegah radikal bebas.
Bahan pakan alternatif yang mengandung antiokdisan tinggi, tersedia melimpah setiap saat, mudah didapat, dan murah adalah kecambah. Kandungan nutrisi kecambah lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk kacang hijau, dikarenakan terjadinya sintesa protein selama proses germinasi kecambah.
Akan tetapi untuk memperoleh hasil yang optimal maka kecambah dikombinasikan dengan acidifier, yang merupakan asam organik.
Hipotesa itu dituliskan oleh dosen Program Studi Peternakan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Nonok Supartini, S.Pt.,MP, dalam penelitian berjudul “Kualitas Semen dan Profil Fertilitas Ayam Kampung dengan Suplementasi Kecambah Kacang Hijau dan Acidifier Pada Pakan”.
Riset yang disusun bersama Prof. Dr. Ir. Muhammad Nur Ihsan, MS., Dr. Ir. Nurul Isnaini. MP., dan Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir, MP., IPM. merupakan penelitian disertasi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr). Pasalnya dia terdaftar sebagai mahasiswa Program Doktor Ilmu Ternak di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB).
Menurutnya kombinasi penambahan acidifier dan kecambah kacang hijau dalam proporsi yang tepat dalam pakan diduga mampu mengoptimalkan kinerja kecambah dan pakan dalam saluran pencernaan ayam kampung. Sehingga mempengaruhi performa produksi dan kualitas semen pejantan ayam kampung.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan selama 80 hari, mencatat bahwa perlakuan penambahan acidifier dan kecambah secara umum tidak berpengaruh terhadap kualitas mikroskopis dan makroskopis semen ayam kampung.
Hal ini menunjukkan perlakuan penambahan acidifier dan kecambah pada pakan masih berpotensi sebagai upaya untuk optimalisasi kualitas semen ayam kampung dengan mempertimbangkan peningkatan level pemberiannya. Sehingga diharapkan dapat mengendalikan keragaman data yang diakibatkan oleh pengaruh non perlakuan pada lingkungan penelitian.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan penambahan acidifier dan kecambah kacang hijau menunjukkan tren kenaikan kualitas mikroskopik spermatozoa dan makroskopik semen ayam kampung pejantan yang ditunjang peningkatan performa konsumsi pakan, bobot badan dan pertambahan bobot badan. Serta menunjukkan peningkatan profil fertilitas yang terukur dari fertilitas telur dan daya hidup embrio.
“Dapat dikatakan penambahan acidifier dan kecambah kacang hijau pada pakan berpotensi sebagai upaya optimalisasi peningkatan performa produksi dan fertilitas ayam kampung pejantan, dengan mempertimbangkan peningkatan level dan proporsi kombinasi pemberiannya.” pungkasnya (dta/Humas UB)