Penampilan merupakan hal yang penting. Namun penampilan tanpa memperhatikan kesehatan adalah sesuatu yang harus dibenahi. Penggunaan produk pelicin pakaian yang menggunakan bahan kimia sintetis berdampak buruk bagi kulit dan pernapasan. Hal ini merupakan permasalahan yang kurang diperhatikan oleh masyarakat umum.
Menurut Badan Pengelolahan Obat dan Makanan (2013), terdapat lebih dari 16.000 produk pelicin pakaian memiliki kandungan zat kimia berbahaya bernama Quartenary Ammonium Compound (QCA) yang berfungsi sebagai larutan anti kusut. Larutan tersebut diketahui dapat mengakibatkan iritasi pada kulit dan terganggunya pernapasan terutama pada pengidap asma. Selain itu, terpaparnya tubuh oleh formaldehyde yang juga terkandung dalam produk pelicin pakaian sebagai bahan pengawet dapat mengakibatkan kanker.
“Belum banyak yang tahu, bahwa produk pelicin pakaian yang beredar di pasaran menggunakan bahan kimia sintesis yang ternyata memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan. Belum lagi para pelaku usaha laundry kini sudah sangat menjamur,” kata salah satu tim Gumpita.
Hal tersebut memotivasi lima Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Diketuai oleh Izzah Linatul Khariroh bersama Gumpita Windy Distiyanti, Wulan Nur Umi Hani’ah, Rohmatul Azijah dan Brenda Salsabillah di bawah bimbingan dosen Muhammad Fakhri, SPi., MP., M. Sc., menemukan inovasi yang dinamakan KITOSPRAY.
KITOSPRAY merupakan inovasi pelicin pakaian kitosan anti mikrobial sebagai subtitusi Quartenary Ammonium Compound (QCA). Produk ini merupakan pelicin pakaian berbahan dasar karapas krustasea. Kandungan kitosan hasil ekstrasi dari karapas krustasea diketahui dapat menggantikan bahan kimia sintesis Quartenary Ammonium Compound (QCA) pada produk pelicin pakaian. Kandungan flavonoid yang terkandung dalam kulit jeruk juga digunakan sebagai pengawet alami yang ramah lingkungan dan dapat berperan menggantikan formaldehyde.
KITOSPRAY dikemas dalam dua variasi kemasan berukuran 300 ml untuk botol spray dengan harga Rp 14.000 per botol dan ukuran 500 ml untuk kemasan isi ulang dengan harga Rp 23.000 per botol.
Rencana tahap berikutnya, tim KITOSPRAY akan bekerja sama dengan sejumlah pelaku usaha berbahan baku krustasea dan jeruk serta para pelaku bisnis laundry. Selain itu, penjualan secara online dengan memanfaatkan e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas juga akan dilakukan.
“Dengan adanya inovasi pelicin pakaian KITOSPRAY, dapat mengatasi permasalahan efek samping dari penggunaan bahan kimia sintesis pada produk pelicin pakaian. Selain itu, bahan baku yang digunakan untuk membuat KITOSPRAY didapatkan dari sisa bahan baku mitra kerja sehingga lebih ramah lingkungan,” tambah Gumpita.
KITOSPRAY dapat ditemukan di marketplace dan di sosial media. [Gumpita/VQ]