Dosen Prodi Teknologi Hasil Perikanan Adakan Pelatihan Asesmen Mutu Nugget Melalui Uji Sensorik

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Tim Dosen Prodi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UB di Kabupaten Blitar
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Tim Dosen Prodi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UB di Kabupaten Blitar

Tim Dosen Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Pada Sabtu (28/09/2024), mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Krenceng, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat setempat dalam mengukur dan memastikan kualitas produk nugget berbasis ikan menggunakan metode uji sensorik.

Pelatihan yang diikuti oleh para pelaku usaha pengolahan produk pangan berbasis ikan di desa tersebut, meliputi teori dan praktik tentang bagaimana cara melakukan uji sensorik untuk menilai kualitas produk nugget. Uji sensorik adalah metode yang melibatkan indera manusia, seperti penciuman, penglihatan, rasa, dan tekstur, untuk menilai karakteristik suatu produk makanan. Hal ini sangat penting bagi produsen nugget untuk memastikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan diterima oleh konsumen.

Kegiatan dimulai dengan pemaparan teori mengenai uji sensorik oleh para dosen, yang menjelaskan pentingnya pengujian organoleptik dalam industri pangan, terutama dalam mengukur aspek rasa, bau, dan tekstur nugget ikan. Setelah itu, peserta diajarkan bagaimana cara melakukan uji coba dengan melibatkan panelis yang terdiri dari masyarakat lokal dan peserta pelatihan. Mereka diminta untuk mencicipi berbagai sampel nugget dan memberikan penilaian berdasarkan kategori seperti rasa, kelembutan, warna, dan aroma.

Prof. Dr. Ir. Hardoko menjelaskan metode uji sensorik untuk mengukur mutu produk pangan
Prof. Dr. Ir. Hardoko menjelaskan metode uji sensorik untuk mengukur mutu produk pangan

Menurut Prof. Dr. Ir. Hardoko, MS, salah satu dosen yang terlibat dalam kegiatan ini, “Uji sensorik adalah cara yang sederhana namun efektif untuk mengukur mutu produk pangan. Bagi para pengusaha lokal, pemahaman terhadap uji ini bisa membantu mereka memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan daya saing di pasar.”

Pelatihan ini juga memberikan wawasan tentang pentingnya standarisasi kualitas produk untuk menarik minat konsumen. Dengan adanya uji sensorik, diharapkan pengusaha nugget di Desa Krenceng dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang konsisten dan memenuhi standar keamanan pangan yang baik.

Selain itu, para peserta juga mendapatkan informasi mengenai aspek pemasaran dan distribusi produk makanan olahan ikan, yang akan membantu mereka mengembangkan usaha dengan lebih profesional. Tidak hanya dari segi kualitas, tetapi juga bagaimana cara mengemas dan mempromosikan produk secara efektif.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapatkan respons positif dari masyarakat setempat. Salah satu pengusaha nugget ikan Siti mengungkapkan pelatihan ini sangat bermanfaat karena bisa mengajarkan secara lebih luas tentang kualitas nugget dengan benar.

“Harapannya, produk kami bisa lebih diterima di pasar dan berkembang lebih baik lagi,” katanya.

Melalui pelatihan ini, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UB tidak hanya memberikan pengetahuan teknis kepada masyarakat, tetapi juga berperan dalam pemberdayaan ekonomi lokal.

Dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini berharap agar ilmu yang dibagikan dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi peningkatan kualitas produk dan kesejahteraan masyarakat Desa Krenceng, serta dapat dijadikan model bagi desa-desa lain di Kabupaten Blitar.

Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Brawijaya untuk memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan masyarakat, khususnya dalam sektor pengolahan hasil perikanan yang semakin berkembang di Indonesia. [Humas FPIK/Humas UB]