Selasa, (22/3) hari pertama lomba Pekan Seni Mahasiswa (Peksima) Universitas Brawijaya (UB) terlihat cukup sunyi dan jauh dari hiruk pikuk penonton maupun peserta. Bukan berarti lomba tersebut berjalan dengan membosankan, akan tetapi digelarnya tiga tangkai lomba : penulisan puisi, penulisan cerpen, penulisan lakon dan seriosa berlangsung penuh dengan suasana ketenangan. Walau sempat terjadi kendala teknis, lomba penulisan cerpen dan lakon tetap bisa dilaksanakan dengan memindahkan para peserta ke gedung rektorat lantai 6, dan ruang sidang lantai 8. “Walau terjadi sedikit masalah, perlombaan tetap bisa dilangsungkan sesuai jadwal. Yang penting suasana ruangan harus tenang tanpa ada gangguan suara dari luar, agar teman-teman peserta tetap bisa fokus dan konsentrasi,” ujar salah satu panitia.
Pada lomba penulisan lakon, cerpen dan puisi, peserta diberi waktu selama tujuh jam untuk merampungkan karyanya dalam perlombaan. Peserta juga diperbolehkan membawa laptop yang digunakan sebagai media kerja. Sedangkan untuk pengumpulan bahan-bahan mereka dapat mengakses internet untuk wadah mencari inspirasi maupun ide. Walaupun cukup bebas dalam melakukan pengerjaannya, para peserta tetap dituntut untuk menjunjung tinggi kejujuran, hal tersebut sempat disampaikan pada sesi technical meeting sehari sebelumnya.
Partisipan peserta yang mengikuti perlombaan di hari pertama juga cukup banyak, terhitung pada tangkai lomba penulisan cerpen berjumlah 33 peserta, penulisan lakon 20, penulisan puisi 44 dan seriosa 31 peserta. Adapun dewan juri yang menilai keempat tangkai lomba tersebut terdiri dari : Indra Cahyadi, Nanang Suryadi (Penulisan Cerpen), S. Jai, (Penulisan Lakon), Yusri Wajar, (Penulisan Lakon dan Cerpen), Beni Setia (Penulisan Puisi dan Cerpen) serta Giryadi (Penulisan Cerpen). [indra]