
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan khususnya sungai, International Association of Student in Agriculture and Related Science Local Committee (IAAS LC) Universitas Brawijaya (UB) melaksanakan proyek kebersihan di kawasan Sungai Brantas, Sabtu (21/10/2023).
Lokasi kawasan Sungai Brantas di segmen Kelurahan Polehan Jalan Muharto Kota Malang dipilih sebagai target kegiatan karena terletak di pusat kota, dan bantaran sungai yang menjadi permukiman warga sehingga tidak jarang tercemar sampah rumah tangga.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengajak masyarakat, terutama mahasiswa, untuk lebih peduli terhadap lingkungan sesuai dengan PP No. 22 Tahun 2021 bahwasanya baku mutu kualitas air sungai harus nihil dari sampah. Kegiatan ini juga memastikan tidak ada sampah yang menyumbat aliran sungai supaya tidak terjadi banjir yang semakin parah.
Salah satu volunteer dari BEM FEB UB mengatakan, “Pertama kali saya melihat sungai ini rasanya tidak mungkin bisa kita bersihkan, karena kelihatannya sampahnya sudah sangat menumpuk, bahkan air sungai hampir tidak terlihat lagi”.
Colleaglee menjadi proyek kebersihan sungai pertama yang dilaksanakan oleh IAAS LC UB. Colleaglee dilaksanakan sebagai bentuk branding IAAS LC UB berbasis kegiatan peduli lingkungan. Melalui kegiatan ini IAAS berkolaborasi dengan komunitas peduli lingkungan yaitu Environmental Green Society (Envigreen Society) dengan mengundang seluruh mahasiswa yang ada di Kota Malang sebagai volunteer kegiatan. Harapan lain dengan diselenggarakannya kegiatan Colleaglee IAAS ini adalah mendapatkan dukungan lebih dari rektorat, dinas lingkungan, dan juga pemerintah Kota Malang agar lebih peduli terhadap kualitas dan keadaan sungai.
Proses persiapan kegiatan ini dimulai sejak bulan Agustus. Dengan jumlah volunteer sebanyak 41 mahasiswa, 10 anggota panitia dan 10 warga setempat. Kegiatan Clean up sungai ini dimulai pukul 7.30 WIB dan berakhir pukul 9.30 WIB. Sampah diangkut menuju TPA oleh armada kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang.

Kondisi Sungai Brantas Kota Malang
Sungai Brantas Kota Malang mengalir mulai dari Kecamatan Lowokwaru hingga Kedung Kandang melewati kawasan perkotaan dan pemukiman. Data survey penelitian Environmental Green Society pada 1 Oktober 2023 menemukan 65 titik timbulan sampah kecil, sedang, dan tinggi di sepanjang bantaran Sungai Brantas Kota Malang.
Pemerintah Kota seharusnya memanfaatkan bantaran sungai sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menjaga kualitas ekosistem sungai dan mengurangi beban pencemar yang dibuang ke sungai. Jarak bantaran sungai dengan pemukiman yang terlalu dekat serta kurang adanya pengelolaan sampah di kawasan bantaran sungai yang memadai memaksa masyarakat yang tinggal di bantaran sungai membuang sampahnya ke sungai. Pengangkutan sampah dari rumah-rumah warga ke TPS yang kurang memadai khususnya di wilayah pemukiman bantaran sungai perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan dinas-dinas terkait.
Menurut kepala RT setempat, sebelumnya ruitn dilakukan pengangkutan sampah oleh instansi pemerintah di sungai tersebut, namun dikarenakan truk sampah yang parkir setiap pagi menyebabkan kemacetan di jalan, banyak warga yang kurang setuju dan akhirnya perlahan pembuangan rutin tersebut berhenti beroperasi.
Dampak dari Sampah di Sungai Brantas
Kondisi Sungai Brantas di segmen Jalan Muharto ini kerap kali menjadi perhatian pengendara
setempat yang sedang melewati jembatan di atas sungai karena sangat kurang jika dipandang dari segi estetika, padahal sebenarnya sangat bisa diperbaiki menjadi lebih baik dengan kesadaran warga, pemerintah dan seluruh penduduk kota.
Sampah yang mendominasi ditemukan adalah sampah organik, kemasan plastik sekali pakai, dan produk rumah tangga. Kandungan bahan organik yang melebihi kapasitas dapat mempengaruhi kualitas air sungai sendiri dan biota yang hidup di dalamnya. Selain itu, bahaya dari sampah plastik adalah potensi plastik tersebut dapat berubah menjadi partikel kecil mikroplastik yang secara tidak sengaja dapat termakan oleh biota perairan sungai dan berpotensi mengontaminasi tubuh manusia.
Sungai Brantas menjadi sungai strategis nasional yang dimanfaatakan oleh lebih dari 18 juta penduduk Jawa Timur yang tinggal di DAS Brantas. Dampak dari buruknya kondisi Sungai Brantas sendiri tidak secara langsung dapat dirasakan oleh penduduk di kawasan hulu atau dataran tinggi seperti di Kota Malang. Namun, penduduk di daerah hilir/dataran rendah seperti Surabaya yang memanfaatkan air Sungai Brantas menjadi bahan baku PDAM akan merasakan dampaknya karena kualitas air sungai yang sudah tidak baik lagi sejak dari aliran di daerah hulu seperti di Kota Malang.
Pengelolaan Sampah dan Pengurangan Sampah untuk mengatasi Sampah yang terbuang ke Sungai
Harapan kedepannya setelah melakukan kegiatan Clean up Sungai Brantas di segmen Jalan Muharto ini, semakin menyadarkan pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi Sungai Brantas.
Pemerintah perlu lebih memperhatikan pengangkutan sampah dari rumah-rumah warga ke TPS khususnya masyarakat di bantaran sungai, sehingga warga mendapat solusi untuk tidak membuang sampah lagi ke sungai.
Kepala Kelurahan setempat menyampaikan sangat mengapresiasi kepekaan mahasiswa terhadap kbersihan sungai, bahkan menekankan untuk melanjutkan aksi bersih–bersih sungai brantas ini untuk kedepannya, bukan hanya sekali.
“Tentu saya sangat senang jika ada mahasiswa seperti kalian yang melakukan kegiatan bersih-bersih sungai seperti ini, saya harap dapat dilanjutkan. Saya beserta warga disini akan membantu menyiapkan segala yang diperlukan, pemerintah juga dapat mendukung kegiatan ini dengan memberikan dukungan berupa alat ataupun konsumsi bagi mahasiswa yang sudah meluangkan waktunya untuk melakukan kegiatan ini,” ungkapnya.
Pemberlakuan peraturan-peraturan seperti pembatasan plastik sekali pakai dan pemilahan sampah dari rumah juga dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan masyarakat agar tidak dapat terlepas ke wilayah sungai. Selain itu, peran dari mahasiswa sebagai agen perubahan di Kota Malang juga perlu ditingkatkan khsusnya kepada masyarakat di sekitar lingkungan kampus berupa pengabdian kepada masyarakat untuk membantu menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Malang. [IAAS/Irene]