Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Brawijaya (LPP UB) melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Inklusi (P3I) pada Jumat (28/7/2023) bertempat di Hotel Swiss – Belinn Malang menggelar kegiatan Sosialisasi dan FGD Serta Pemetaan Aksesiblitas Mitra Magang Potensial untuk Implementasi Program Merdeka Belajar bagi Mahasiswa Disabilitas.
Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP., dan turut pula dihadiri oleh Ketua LPP UB, Prof. Dr. dr. Loeki Enggar Fitri, M.Kes., Sp. ParK., Ketua PLD UB Zubaidah Ningsih AS., S.Si serta perwakilan dari beberapa Mitra Strategis dari UB.
Dalam sambutannya Ketua Panitia Ziadatul Hikmiah, S.Pd., S.Psi, M.Sc., menyampaikan bahwa UB merupakan salah satu pioner kampus inklusif di Indonesia yang mimiliki cukup banyak mahasiswa dengan disabilitas yang memiliki keragaman dan keunikan tersendiri. Oleh karena itu berkaitan dengan kegiatan magang khususnya kegiatan MBKM kegiatan ini diharapkan dapat memberikan solusi terkait kerjasama dengan mitra potensial UB terkait dengan vasilitas dan aksesibilitas mahasiswa di tempat magang.
“Dalam upaya untuk bisa mendorong teman-teman disabilitas untuk juga bisa terlibat dalam kegiatan magang. khususnya program MBKM, pada acara ini kami mengumpulkan bapak ibu semuanya untuk bisa berdiskusi, menyelaraskan visi dan misi untuk bisa mencapai sinkronisasi untuk bisa mensukseskan MBKM khususnya magang dari mahasiswa penyandang disabilitas,”ujar Hikmiah.
“Oeh karena itu bapak ibu, kami memohon untuk kerjasamanya, masukan, saran dan juga arahannya terkait bagaimana kita bisa memberikan vasilitas dan aksesibilitas bagi mahasiswa disabilitas khususnya ditempat magang serta potensialnya nanti juga di lapangan pekerjaan disaat mereka lulus nanti,” tambahnya.
Sedangkan Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP., kepada PRASETYA, menyampaikan bahwa pertemuan antara Mitra Strategis dari Pusat Layanan Disabilitas serta sosialisasi beberapa hal yang terkait dengan pemetaan dan pemenuhan aksesibilitas bagi mahasiswa penyandang disabilitas merupakan hal yang sangat disyukuri.
“Saya melihat setidaknya ada hal-hal yang lebih substansial dari sekedar proses pembelajaran norma tetapi keinginan kita untuk memfasilitasi memberikan akses yang lebih luas, lebih banyak bagi adik-adik mahasiswa yang kebetulan menyandang disabilitas ini saya kira satu keberkahan yang luar biasa,” ujar Iman.
“Mari kita niatkan bahwa kita ingin memberikan akses yang lebih besar, tidak saja dari sisi pendidikan di kampus tetapi bagaimana adik-adik mendapatkan pengalaman belajar dari mitra kita. Karena ada beberapa mata kuliah atau program perkuliahan yang harus ditempuh melalui kerjasama dengan mitra baik kegiatan pemagangan, atau praktek kerja atau kegiatan apapun namanya yang itu sifatnya kurikuler dan membutuhkan dukungan mitra dan salah satunya adalah bagaimana mitra juga memiliki kepedulian untuk meningkatkan aksesibilitas,” tambah Imam.
Diakhir wawancara, Imam Santoso juga mengakui bahwa tidak mudah bagi Mitra Strategis untuk menerima, memvasilitasi serta membuka dan memberikan akses kepada mahasiswa difabel mengingat membutuhkan komitmen yang luar biasa.
“Tapi karena kita niatkan memang untuk memberikan layanan maka yang cost dan investasi tadi menjadi tidak bermasalah. Karena memang kita memberikan apresiasi, memberikan penghargaan dan juga memang memberikan kesempatan yang sama bagi adik-adik mahasiswa termasuk yang penyandang difabel,” jelasnya.
“Mudah-mudahan kegiatan kita pada pagi ini, yang akan berdiskusi dan juga temen-temen dari P3I akan menyampaikan, mensosialisasikan beberapa hal yang berkaitan dengan program-program magang dengan para mitra potensial kita. Mudah-mudahan nanti terumuskan hal-hal yang konstruktif yang bukan saja secara kemitraan kita, antara UB dengan para Mitra ini sama-sama menemukan kesepemahaman untuk bersama-sama mendukung program ini, tapi yang lebih jauh lagi bahwa ini mudah-mudahan menjadi amal kita,” pungkas Imam. (rn/humasub)