Apel merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten/ Kota Malang yang banyak diolah menjadi makanan seperti keripik. Akan tetapi, sebagian besar industri makanan hanya memanfaatkan buah segarnya saja sehingga kulit apel menjadi hal yang dianggap sebagai limbah yang tidak ada manfaatnya. Kulit apel ini dapat diolah karena memiliki kandungan yang baik untuk tubuh. Selain itu, pengolahan kulit apel juga dapat menjadi upaya meningkatkan nilai guna dari suatu hasil samping olahan produk Apel. Tentunya hal ini memberikan peluang besar bagi pelaku industri.
Berdasarkan peluang dan potensi yang ada, Mahasiswa dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri atas Kianita Putri Andini, Aisya Prameswari, Devi Permata Aritonang, dan Anggi Zahwa Romadhoni membuat sebuah inovasi produk teh berbahan dasar kulit apel sebagai optimalisasi hasil samping olahan apel untuk mendukung gaya hidup sehat. Atas bimbingan dari Alia Fibrianingtyas SP., MP. Tim PKM-K ini telah berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti.
Inovasi produk teh celup ini memiliki empat varian rasa yang alami dan unik yaitu chamomile, peppermint, mangga, dan original yang diberi nama PeTeak Apel. Bahan baku utama produk ini ialah hasil samping olahan produk apel yaitu kulit apel berasal dari apel jenis Manalagi khas Malang yang diambil langsung dari PT Agro Citra Abadi Batu sebagai mitra supplier bahan baku produksi PeTeak Apel. Industri tersebut mengolah apel segar untuk dijadikan keripik buah, sedangkan kulitnya tidak dimanfaatkan secara optimal. Produk ini diharapkan mampu mengurangi dan mengoptimalisasikan potensi hasil samping olahan apel. Selain itu, PeTeak Apel dapat meningkatkan diversifikasi produk apel yang masih terbatas di Indonesia. [pkmk/twb/rs]