Olah Batang Kelor Jadi Obat Kolestrol, Mahasiswa UB Raih Penghargaan Internasional

Kolesterol merupakan senyawa lemak yang dihasilkan oleh berbagai sel dalam tubuh. Senyawa yang dihasilkan secara alami ini beredar di dalam darah dan memiliki banyak fungsi. Namun, ketika kadar kolesetrol yang beredar dalam darah memiliki konsentrasi melebihi nilai normal, maka berpotensi meningkatkan risiko terkena penyakit degenerative seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan penyakit ginjal.

Salah satu alternatif bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan dan menjaga kadar kolesterol dalam darah adalah tanaman kelor (Moringa Oleifera). Tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia ini dapat dimanfaatkan setiap bagiannya. Di tangan lima mahasiswa lintas fakultas di Universitas Brawijaya, tanaman dijadikan tanaman herbal yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dengan nama Morish Tea.

Adalah Fahrur Rozi dari Fakultas Hukum, Jefry Andy Agusty dari Fakultas Peternakan PSDKU UB Kediri, Malik Fajar dari Fakultas Pertanian, Nadia Sheren Maulina dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Rimul Azilah dari Fakultas Ilmu Komputer yang memanfaatkan potensi kelor di Kabupaten Sumenep, Madura.

“Kami berlima asli Sumenep yang berkuliah di UB. Di sana, kelor merupakan salah satu komoditas asli kota kami yang saat ini juga sedang digandrungi oleh banyak investor asing. Oleh karena itu, kami berinovasi membuat produk berbahan dasar kelor, sekaligus memanfaatkan batangnya yang biasanya berakhir menjadi limbah”, ujar Rozi.

Batang kelor, ujarnya, memiliki kadar antioksidan tinggi. Pengujian di laboratorium pun sudah dilakukan tim di Fakultas Teknologi Pertanian. “Hasil ujinya, kadar antioksidan dalam the batang kelor kami mencapai 30, yang terbilang cukup tinggi”, jelasnya. Tiap batang kelor, imbuhnya memiliki kandungan senyawa yang bermanfaat sebagai antitumor, antipiretik, antiepileptik, antiinflamatori, antipasmodik, diuretik, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan dan antidiabetik.

“Ekstrak tangkai kelor mempunyai kandungan senyawa alkaloid, sinin, dan tanin yang menghasilkan antioksidan sehingga dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Manfaat yang ada dalam tangkai kelor ini akan disandingkan dengan teh hijau yang juga memiliki banyak kandungan manfaat berupa polifenol yang juga merupakan antioksidan”, jelasnya.

Melalui Morish Tea, lima mahasiswa UB ini meraih special award dan silver medal dalam kompetisi Seoul International Invention Fair. Kompetisi yang diadakan pada 16-19 November 2022 ini diikuti oleh lebih dari 600 peserta dari 30 negara.

Ke depan, Rozi dan tim berencana mengembangkan Morish Tea untuk siap jual. “Karena kami juga sudah bekerjasama dengan halal hub Sumenep dan bermitra dengan beberapa pengusaha di Sumenep. Saat ini sudah dapat izin PIRT dan sedang proses sertifikasi halal”, pungkasnya.

Dengan adanya produk ini diharapkan dapat memanfaatkan limbah kelor serta mampu mewujudkan SDGs 2030 pada poin 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera. Melalui Morish Tea pula, Rozi dan tim berharap produknya mampu memberikan kehidupan yang sehat dan turut mengurangi angka kemiskinan dengan memberdayakan masyarakat khususnya di daerah Sumenep, Madura. (VQ)