Tanaman alang-alang sudah memiliki nama dalam dunia kesehatan. Namun, keberadaan tanaman alang-alang tidak sebanding dengan kegunaannya dalam bidang kesehatan. Sehingga, tanaman ini sering dibuang begitu saja. Selain itu, belum ada penelitian terdahulu yang menjadikan alang-alang sebagai obat alternatif dalam penyembuhan ulkus traumatikus.
Tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Brawijaya memiliki gagasan untuk memanfaatkan alang-alang sebagai gel pengobatan luka di rongga mulut akibat penggunaan kawat gigi. Sofi Isna Marwati, Nabila Haqullah, dan Binar Rujati yang dibimbing oleh drg. Astika Swastirani M.Si, memiliki inovasi untuk memanfaatkan tanaman alang-alang untuk dijadikan sebagai obat alternatif.
Gagasan ide ini berawal dari tingginya minat masyarakat dalam penggunaan kawat gigi. Sekitar 63% pengguna kawat gigi mengeluhkan rasa tidak nyaman hingga timbulnya luka akibat gesekkan kawat gigi pada rongga mulut. Tentu saja hal ini berdampak negatif terhadap kualitas hidup penderitanya. Ditambah lagi, kawat gigi digunakan dalam waktu yang cukup lama.
Alang-alang memiiki kandungan flavonoid yang berperan sebagai anti radang dan anti oksidan. Kandungan ini yang dapat membantu pengguna kawat gigi mengatasi luka selama menggunakan kawat gigi. “Tanaman ini juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh, dan diyakini dapat mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, saat ini belum ada dampak negatif berupa keracunan maupun overdosis akibat penggunaan ekstrak alang-alang sebagai obat alternatif”, ujar Sofi.
Alang-alang akan diekstrak untuk dijadikan gel sehingga mudah digunakan untuk mengobati luka pada mulut. Melalui gagasan ide ini, diharapkan gel alang-alang dapat menjadi sebuah obat oles yang tidak memiliki efek jangka panjang dan dapat meminalisir penggunaan obat konvensional.