Nasi Jagung Instan dan Aplikasi Pengolahan Sampah Organik Raih Penghargaan di 8th UTU Awards

Dua tim mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mendapatkan Juara I dan Harapan I dalam ajang 8th Universitas Teuku Umar (UTU) Awards 2022, Minggu – Senin (4/11-5/11/2022). Prestasi ini menyumbang UB untuk mempertahankan kembali piala bergilir Kemendikbud Ristek yang berhasil dibawa pulang pada tahun 2021 lalu. 

UTU awards merupakan lomba tahunan bidang kewirausahaan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa berwirausaha. Kategori lomba yang diselenggarakan oleh UTU antara lain Lomba Riset Kewirausahaan, Lomba Desain Toko online, Lomba Inovasi Berbasis Agro dan Marine, serta Lomba Perencanaan Bisnis.

Tim juara I Fapet UB terdiri dari Trio Angger Saputro, Wahhab Rizqus Syihab, dan Eko Prihatmaji. Bersama dosen pembimbing, Yuli Frita Nuningtyas, M.Sc. mereka membuat perencanaan bisnis “saentong”, yakni nasi jagung instan dengan cita rasa khas nusantara. Guna mempertahankan rasa khasnya, proses pembuatan nasi jagung masih menggunakan cara tradisional, usai penggilingan jagung dikukus dan dikeringkan kembali.

Menurut Eko Prihatmati, ide bisnis tersebut dilatarbelakangi akan kebutuhan makanan sehat yang dapat mencegah kadar gula darah tinggi. Disamping itu sebagai pelestarian makanan tradisional Indonesia. Produk yang digunakan pun 100 persen jagung alami tanpa pengawet, gluten free, rendah kalori, dan kaya nutrisi.

Sementara itu kelompok juara Harapan I diperoleh oleh Zuhdan Alaik (Fapet) dan Mukhammad Rizal (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), serta Dr. Premy Puspitawati Rahayu sebagai dosen pembimbing. Mereka menciptakan aplikasi jasa pengolahan dan pendistribusian sampah organik terintegrasi pertama di Indonesia bernama  “GoodFarm Indonesia”. Melalui aplikasi ini dapat memperoleh informasi keberadaan sampah organik dengan jumlah banyak dan belum mengeluarkan bau menyengat. Selanjutnya sampah-sampah organik yang didapat dimanfaatkan sebagai media budidaya Black Soldier Fly (BSF) atau lebih dikenal dengan ulat magot.

Zuhdan mengatakan salah satu solusi yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan sampah organik di Indonesia adalah memelihara BSF. Sebab disamping kemampuannya menguraikan sampah organik, BSF dapat digunakan sebagai pakan ternak jenis unggas maupun ikan. Karena nilai nutrisinya sekira 36,15% protein, 28,12% lemak, 1,52% kalsium, dan 4720,59 kkal/kg energi metabolism. (dta/Humas UB)