Nadiem Makarim: Perguruan Tinggi harus Mendisrupsi Diri dan Berorientasi ke Masa Depan

Kemdikbud RI Nadiem Makarim memberi sambutan pada Rapat Terbuka DIes Natalis UB ke-58

Untuk menghasilkan lulusan yang unggul, perguruan tinggi harus berani mendisrupsi diri agar lebih adaptif, fleksibel, dan berorientasi ke masa depan. Dan cara terbaik yang harus dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman bermakna di dunia kerja ketika masih menjadi mahasiswa. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim secara virtual pada Rapat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Brawijaya (UB), Selasa (5/1/2021).

“Kita mengharapkan lulusan perguruan tinggi yang mampu memecahkan permasalahan industri dan terbiasa dengan berbagai macam pola bekerja dan permasalahan yang dihadapi di dunia nyata. Itulah yg menjadi dasar merdeka belajar kampus merdeka. Perguruan tinggi harus selalu melakukan transformasi agar mampu menghadapi perubahan zaman yang pesat. Dan tak kalah penting, harus berorientasi ke masa depan,” paparnya.

Nadiem juga berharap para dosen dan mahasiswa diberikan kesempatan untuk menggali pengalaman di luar kampus dan membawa ilmu-ilmu mutakhir kembali ke kampus, serta semakin banyak praktisi yang mengajar di kampus.

Rektor UB Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS mempresentasikan Laporan Kinerja Rektor 2020

Hal ini selaras dengan isi Laporan Kinerja Rektor tahun 2020 yang disampaikan secara langsung oleh Rektor UB Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS. Rektor menuturkan, pelaksanaan merdeka belajar kampus merdeka di UB pada masa pandemi ini berjalan dengan luar biasa. Terutama karena ada program 3 in 1, dimana setiap mata kuliah diajar oleh tiga pengajar, yaitu dosen mata kuliah itu sendiri, praktisi, dan dosen asing.

“Hampir semua fakultas sudah menerapkan program 3 in 1 dengan menghadirkan dosen luar negeri, para teknokrat, juga industriawan,” ungkap Rektor.

Karena pendidikan harus berorientasi ke masa depan, maka Rektor mendukung penuh peningkatan riset dan inovasi. Rektor menyabutkan, saat ini UB telah memiliki Badan Inovasi dan Inkubator Bisnis yang diberi nama Brawijaya Research and Innovation (BRAIN) sebagai platform riset dan inovasi UB. Dan saat ini jumlah inovasi maupun prototype di UB terus mengalami peningkatan pada berbagai bidang fokus usaha seperti pangan, IT, energi, material maju, kesehatan dan obat, serta ekonomi kreatif.

Rektor juga melaporkan, jumlah program studi yang terakreditasi dan tersertifikasi internasional mengalami lompatan yang cukup besar, di mana saat ini terdapat 33 program studi telah terakreditasi/sertifikasi internasional ditambah tiga program studi yang masih dalam proses. Serta UB sudah merencanakan untuk melakukan akreditasi/sertifikasi internasional pada beberapa program studi lagi pada tahun 2021. “Insha Allah akan menjadi lompatan yang besar sehingga dapat mewujudkan UB sebagai universitas kelas dunia,” katanya.

Dalam presentasinya, Rektor juga memaparkan reputasi UB di tingkat nasional dan internasional. Reputasi UB pada tingkat nasional antara lain, peringkat 7 dan 8 ranking nasional Kemdikbud, jumlah paten terbanyak, peringkat 2 keterbukaan informasi publik, peringkat 2 bidang Kemahasiswaan oleh Kemdikbud, peringkat 5 publikasi SINTA, peringkat 3 jumlah kerja sama terbanyak, dan peringkat pertama Anugerah Humas Dikti kategori Website terbaik.

Sementara itu untuk reputasi internasional meliputi peringkat 271-280 QS tingkat Asia, peringkat 301-350 QS by Subject Agriculture and Forestry Level tingkat dunia. Terbaik ketiga di Indonesia versi Webometrics, urutan keenam versi 4ICU, dan 501+ tingkat dunia versi Times Higher Education World University Ranking, peringkat 301+ dunia Times Higher Education World Golden Age University Ranking, serta peringkat 201-300 dunia dalam hal indikator impact terhadap SDGs.

Dalam kegiatan ini juga disampaikan Orasi ilmiah oleh Dr. Eng. Novanto Yudistira, S.Kom., M.Sc dengan judul “Peran Big Data dan Deep Learning dalam Kontribusinya untuk Menyelesaikan Permasalahan Secara Komprehensif”. [Irene]