MMD Universitas Brawijaya Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Ramah Lingkungan di Kediri

Program mahasiswa membangun desa (MMD) Universitas Brawijaya menggelar pelatihan pembuatan pupuk ramah lingkungan di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, pada Selasa (25/7/2023). Pupuk ramah lingkungan ini akan mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan.

Pelatihan digelar di Kantor Kecamatan Mojo oleh tim dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan perwakilan mahasiswa dari delapan desa di Kecamatan Mojo.

Tim dosen diketuai oleh Wuwun Risvita, S.P., M.P., dengan anggota Dr. Rita Parmawati, S.P., M.E., Dewi Ratih Rizki Damaiyanti, SP., MP., Santi Kusuma Fajarwati, S.Pd., M.Pd. dan Anif Mukaromah Wati., S.Pt., M.Sc.

Wuwun mengatakan pelatihan pembuatan pupuk ramah lingkungan ini dilatarbelakangi kondisi mahal dan langkanya pupuk imbas pengurangan subsidi yang dilakukan pemerintah.

“Berangkat dari kondisi itu, kami menggelar pelatihan membuat pupuk ramah lingkungan. Pupuk ini nantinya alternatif solusi bagi petani,” ujar Wuwun.

Para petani di Kecamatan Mojo diajarkan membuat pupuk ramah lingkungan yang berbahan biosaka, pestisida nabati, dan maggot. Ketiga bahan ini sama sekali tidak mengandung residu bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Wuwun mengatakan melalui pelatihan ini diharapkan ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani di desa dalam mengelola pupuk yang berbahan organik ini. Jika terjadi masalah kelangkaan pupuk, petani sudah memilki solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut, yakni dengan memproduksi pupuk organik secara mandiri.

“Dengan memberi pelatihan ini, kami juga mendorong agar petani mengaplikasikan pertanian ramah lingkungan yang jauh dari bahan-bahan kimia,” ujar Wuwun.

Camat Mojo, Heru Setiawan mendukung penuh pelatihan pembuatan pupuk ramah lingkungan yang digelar MMD Universitas Brawijaya ini. Menurut dia, mewujudkan pertanian ramah lingkungan dan menghasilkan tanaman pangan organik sangat penting.

Ia mendorong agar para petani di Kecamatan Mojo bisa mengembangkan pupuk organik dan budi daya tanaman pangan organik.

“Di negara maju seperti Jepang, petani sudah menerapkan pertanian organik dan itu yang saat ini diminati masyarakat,” kata Heru.

Sementara itu, perwakilan Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Mojo, Soleh mengapresiasi pelatihan pupuk ramah lingkungan. Kegiatan ini sejalan dengan program Desa Inovasi Tani Organik (DITO) yang mengembangkan potensi pertanian yang ada di wilayah Mojo.

“Ini merupakan awal kerja kita untuk pertanian yang lebih baik terutama pengembangan pertanian organik. Harapannya ada tindak lanjut dan berkelanjutan,” ujar Soleh. (*/oky/Humas UB)