Penggunaan plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia, mulai dari pembungkus makanan hingga bahan baku industri otomotif. Namun, seiring berjalannya waktu, sampah plastik telah menjadi perhatian utama dalam masalah lingkungan yang mencakup tanah, air, dan udara. Menanggapi masalah ini, tim Mahasiswa Mengabdi untuk Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB) menginisiasi sebuah program kerja yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif sampah plastik. Program ini melibatkan Salma Hanandifa Aflanda, mahasiswa Fakultas Teknik (FT) jurusan Teknik Kimia. Salah satu solusi yang mereka implementasikan adalah pembuatan ecobrick.
“Ecobrick adalah inovasi yang dirancang sebagai solusi pengolahan limbah plastik. Terbentuk dari dua kata, eco dan brick, yang secara sederhana berarti bata ramah lingkungan. Pembuatan ecobrick cukup sederhana. Sampah plastik yang sudah dibersihkan dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam botol plastik bekas hingga padat. Ecobrick ini kemudian disusun menjadi berbagai bentuk, seperti meja serbaguna,” ujar Salma Hanandifa Aflanda, salah satu anggota MMD pada Selasa (25/7).
Kegiatan dilaksanakan di SDN 1 Bocek dengan harapan mampu menanggulangi masalah limbah plastik serta meningkatkan kesadaran lingkungan. Selain demo pembuatan ecobrick, tim juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai risiko limbah plastik terhadap lingkungan dan bagaimana cara mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat.
“Program mengolah limbah plastik menjadi ecobrick yang dilaksanakan di siswa kelas 5 SDN 1 Bocek ini sangat bermanfaat karena mengedukasi murid-murid agar lebih peduli terhadap lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga mengasah kreativitas murid dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi barang yang berguna,” kata Reny, wali kelas 5 SD.
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda, dapat lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan serta mampu memanfaatkan sampah plastik menjadi produk yang bernilai. [mmd/oky/pon/humas]