
Sebanyak 28 mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang mengikuti program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) di Desa Sumbermanjing Wetan dan Desa Sumberagung Kabupaten Malang berfokus untuk membangun perekonomian dan lingkungan.
Koordinator Desa Sumbermanjing Wetan Yusa Surya Dharmawan mengatakan, desa Sumbermanjing Wetan telah memiliki potensi kopi dan tebu, namun untuk pemasarannya masih secara manual dengan turun langsung ke pasar.
“Melihat potensi yang ada, kami ingin meningkatkan perekonomian desa dengan mengedepankan pemasaran secara digital. Kami juga ingin memaksimalkan pendapatan UMKM desa dengan pengetahuan teknologi. Dengan pemasaran online, diharapkan dapat lebih dekat dan menjangkau lebih banyak masyarakat,” kata mahasiswa yang akrab dipanggil Dharma ini.
Selain membantu dalam hal perekonomian, Dharma dan tim juga memiliki program kerja lainnya untuk Desa Sumbermanjing Wetan, yakni kesehatan dan pertanian. Pada bidang kesehatan permasalahan utamanya adalah stunting yang dialami oleh para balita.
“Untuk pertanian, kami mengadakan penyuluhan pembuatan pupuk kompos, serta penyeleksian tanaman untuk lahan pertanian,” ungkapnya.
Para mahasiwa yang telah mengikuti MMD sejak 30 Juni 2023 ini juga aktif berbaur dan mengikuti berbagai kegiatan desa, seperti kegiatan pengajian yang dilaksanakan rutin setiap malam Jumat dan malam Minggu, serta senam kebugaran jasmani setiap Selasa dan Jumat.
“Desa ini sudah seperti rumah sendiri. Para warga sangat ramah dan membantu kami dalam menjalankan program kerja. Semoga dengan program kerja yang kami usung dapat bermanfaat untuk warga desa, serta berdampak pada kemajuan desa ke depannya,” pungkas mahasiswa Fakultas Pertanian ini.

Hal ini sesuai dengan pesan Dosen Pendamping Lapangan Bayu Sutawijaya, S.Kom., M.Kom saat memberangkatkan mahasiswa.
“Pengabdian kepada masyarakat ini untuk mengasah soft skill. Program untuk pengembangan desa memang penting, tapi yang utama adalah terjun langsung ke masyarakat, belajar beradaptasi, dan bersosialisasi dengan masyarakat desa,” kata Bayu.
Sementara itu untuk Desa Sumberagung, Koordinator Desa Ahmad Fakih (FPIK 2021) mengatakan, akan berfokus pada kesehatan hewan, produksi ternak, dan keunggulan hasil perkebunan.

“Hal tersebut kami ambil berdasarkan banyaknya petani dan peternak di Desa Sumberagung. Kami mengusung kegiatan berupa pemilihan daging yang aman, utuh, sehat, dan halal, serta perbedaannya dengan daging ayam yang sakit,” ungkap Ahmad Fakih.
Ahmad Fakih dan tim juga mengadakan demonstrasi pembuatan pupuk organik berupa ecoenzym karena sulitnya pupuk masuk ke Desa Sumberagung.
“Kami mengalami beberapa kendala terutama pada cuaca yang hujan tanpa henti, menjadikan koordinasi fisik berkurang dan memundurkan beberapa jadwal kami. Selain itu, kami juga terkendala akses jalan ke arah selatan karena sudah tergenang cukup tinggi membuat kami kesulitan memperoleh dan mencari bahan bahan yang diperlukan,” ceritanya. [Irene]

