Indonesia merupakan salah satu negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia, terutama dari sektor alih fungsi lahan. Menurut data European Commission, volume emisi gas rumah kaca Indonesia pada 2022 mencapai 1,24 gigaton setara karbon dioksida (Gt CO2e), sekitar 2,3% dari total emisi gas rumah kaca global. Meskipun pada 2023, Indonesia berhasil menurunkan emisi karbon dan gas rumah kaca hingga 118 juta ton, upaya tersebut masih belum cukup untuk mencapai target penurunan emisi yang dijanjikan dalam Paris Agreement.
Untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengurangi jejak karbon, sebuah platform digital bernama Mission-E diluncurkan pada Desember 2023. Platform ini merupakan inisiatif lima orang founding team yang terdiri dari Aulia Annisa dan Faraz Beniqno Muhammad Fauzan dari Universitas Brawijaya, Muhammad Aidil Fardhynata dari Universitas Padjajaran, serta Nadhillah Noor dan Rezkytadewi Puspita dari Politeknik Negeri Jakarta.

Mission-E, menurut Annisa, akan menghadirkan berbagai proyek carbon-offset yang telah dikurasi dengan cermat, khusus untuk wilayah Indonesia, “Proyek-proyek ini akan mencakup berbagai sektor yang relevan dengan kondisi Indonesia, seperti penanaman hutan, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah”, jelasnya.
Proyek yang ditampilkan akan memenuhi kriteria ketat yang mencakup dampak lingkungan di Indonesia, keberlanjutan di tingkat lokal, dan akuntabilitas terhadap pengguna. Dipastikan proyek-proyek ini akan memenuhi standar nasional dan internasional.
“Mission-E berupaya untuk mendorong semua pihak untuk beraksi secara netral iklim, sesuai dengan visi Paris Agreement. Platform ini juga sejalan dengan program Climate Neutral Now, yang mengajak individu, organisasi, dan perusahaan untuk menghitung, mengurangi, dan mengkompensasi jejak karbon mereka”, jelas Annisa.
Selain itu, imbuh mahasiswi angkatan 2020 ini, Mission-E juga menghadirkan beberapa fitur yang dapat memberikan kebermanfaatan bagi pengguna, sepert Kalkulator Karbon yang memungkinkan pengguna untuk menghitung jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari, seperti transportasi, konsumsi energi, dan gaya hidup.
“Adapula fitur Edukasi dan Advokasi yang menyediakan informasi dan tips tentang cara-cara untuk mengurangi emisi karbon, serta mengajak pengguna untuk berpartisipasi dalam kampanye dan aksi nyata untuk menekan pemerintah dan sektor swasta agar lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan”, terangnya.
Ada juga Carbon-Offseting yang memberikan kesempatan bagi pengguna untuk berkontribusi langsung terhadap pengurangan emisi karbon dengan mendukung proyek pengimbangan karbon yang terverifikasi, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan energi terbarukan.
.”Dengan hadirnya Mission-E, kami berharap masyarakat dapat lebih sadar dan peduli terhadap isu perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan serta kesehatan, sekaligus mendorong masyarakat untuk mencegah dan beradaptasi terhadao perubahan iklim dan juga menjadi bagian dari solusi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan”, pungkasnya.
Mission-E menjadi salah satu dari Top 20 Product-Based Capstone Project pada program Bangkit Academy 2023 Batch 1, bersaing dengan 700+ proyek lainnya. Bangkit Academy merupakan inisiatif kolaboratif antara Google, GoTo, dan Traveloka yang bertujuan mempersiapkan mahasiswa sebagai talenta digital Indonesia yang kompeten secara global. Keberhasilan yang diperoleh memastikan Mission-E mendapatkan dukungan dana inkubasi sebesar Rp 140 juta dari Google Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (annisa/VQ)