Universitas Brawijaya (UB) melaksanakan kegiatan Seminar Nasional dan Expo Jamu Jawa Timur 2023. Kegiatan dilaksanakan di Aula Pasca Sarjana Lantai 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB pada Rabu (13/9).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengkaji lebih dalam peluang dan terobosan untuk melestarikan dan mengembangkan obat-obatan tradisional di Indonesia. Pada diskusi tersebut hadir sebagai pemateri adalah Ketua Dewan Jamu Indonesia
Mayjen TNI (Purn.) dr. Daniel Tjen, Sp. N,; CEO Rumah Atsiri Paulus Mintarga; Peneliti Jamu UB Prof. Elok Zubaidah; Peneliti Jamu UNAIR Prof. Sukardiman; tamu luar Negeri Prof. Mikio Nishizawa. Sesi diskusi tersebut dipandu oleh Ketua Panitia Sarasehan Peresmian DJI Jatim Prof. Sasmito Djati.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahudin Uno memberikan arahan dan pandangan terkait jamu dan Pariwisata Indonesia. Sandiaga menyampaikan bahwa Jamu juga dapat dijadikan pula sebagai salah satu bagian pariwisata Indonesia. Pengembangan ekosistem pariwisiata Indonesia dilaksanakan dengan banyak unsur. Pengembangan obat herbal salah satunya untuk wadah pelestarian budaya dan kearifan lokal Indonesia.
Sebagai Ketua Panitia, Sasmito Djati menyampaikan bahwa Jamu di Indonesia memiliki berbagai ciri khas dan keunikan. Banyak hal yang terkadang tidak dapat diselesaikan dengan berbagai obat-obatan medis, tetapi terkadang obat tradisional atau jamu hadir sebagai solusi.
Wakil Rektor IV (WR IV) Andi Kurniawan S.Pi., M.Eng. D.Sc UB membuka kegiatan seminar dan sarasehan pembentukan dewan jamu Indonesia Jatim tersebut. Andi menyampaikan diantaranya adalah ada hal menarik tentang jamu di Indonesia. Bahwasanya banyak sekali penyembuhan penyakit dan berbagai racun telah dilakukan sejak zaman purba penemuan manusia. Jamu merupakan salah satu kearifan lokal yang yang dapat dijafikan untuk membangun peradapan di masa depan.
“Pertama kali ditemukan berbagai panduan penulisan pembuatan jamu ditemukan bersamaan dengan ditemukannya manusia purba di Indonesia. Jamu merupakan kearifan lokal Indonesia. Hal ine dapat dijadikan salah satu kekuatan Indonesia untuk mencapai masa keemasa 2045. Selamat berseminar, semoga dinerikan kelancaran dan menghasilkan banyak hal yang bermanfaat baginkemajuan UB dan Indonesia,” sambut Andi.