Selayaknya pertunjukan seni, tidak lengkap jika tanpa pengiring musik. Tidak banyak pula pengiring yang menguasai lekuk nada pada keroncong. Tapi, tidak pada Gita Brawijaya, pengiring musik dari Universitas Brawijaya, yang mengkhususkan diri pada genre keroncong.
Gita Brawijaya adalah sekumpulan pemain musik, yang terdiri dari 7 orang pemain. Orkes keroncong ini dibentuk sejak tahun 2012, oleh Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito yang kala itu menjabat sebagai Rektor Universitas Brawijaya. Kelompok ini terdiri dari berbagai elemen sivitas, baik alumni, pensiunan hingga tenaga kependidikan yang masih aktif mengabdi di Universitas Brawijaya.
Komposisi Gita Brawijaya terbilang unik. Ada Fitri pada biola, Nako pada Cello dan Ilham pada bass, ketiganya adalah alumni UB. Ukulele atau cuk dipegang oleh Agus, tenor atau cak pada Arief, dan Didik pada melodi yang merupakan tenaga kependidikan dan flute pada Suwarno yang kini telah pensiun. Selain menjadi pengiring, OK Gita Brawijaya juga pernah aktif mengisi dalam siaran Radio Republik Indonesia dan TVRI, baik di Jakarta maupun di Surabaya.
Setelah dua tahun vakum, Gita Brawijaya kembali mengudara dalam pelaksanaan Pekan Seni Mahasiswa Daerah, pada akhir bulan Agustus lalu. Dan kini, kembali mengiringi para pelantun keroncong dalam pagelaran Pekan Seni Mahasiswa Nasional ke-16, di Universitas Brawijaya.
Persiapannya pun cukup matang. Menurut Didik, persiapan sudah dilakukan sejak lama. “Persiapannya sudah agak lama,dulu sudah kan sudah diberitahukan oleh panitianya. Mengenai lagu-lagunya, kan kebanyakan lagu lama, buat tingkat nasional ini. Musik keroncong ini istilahnya musik abadi baik muda maupun tua tetap bisa. Latihannya juga selalu berbarengan, sebagai pengiring ini iya memang kita harus solid” ujarnya.
Menurut Arief, tidak ada yang membedakan persiapan antara ajang PEKSIMIDA maupun PEKSIMINAS. “Untuk lagunya sebagian masih sama, juga dari masing-masing penyanyi lomba ini, juga masih tetap menggunakan lagu dari Peksimida kemarin tapi ada perubahan juga”, ujar Arief. Penyesuaian pada para penyanyi sudah dilakukan sejak hari Selasa, setelah seremoni pembukaan PEKSIMINAS selesai.
Untuk menyamakan irama, Imbuh Arief, tidak ada pelatih. “Kita memang ngga ada pelatih, kita semua ini musisi. Istilahnya, kita sudah sehati dan saling memberi masukan” pungkasnya. Meski para pemainnya bukan dari mahasiswa, Arief berharap ada mahasiswa yang tertarik menjadi bagian dari Gita Brawijaya. “Kalau bisa, ada pembinaan di fakultas bagi mahasiswa yang tertarik bermusik keroncong, seperti aliran lain. Selain itu, juga bisa untuk mencari bibit kompetisi seperti PEKSIMIDA atau PEKSIMINAS di masa datang”, pungkasnya. (nisa/nice/vQ)