Lima mahasiswa Universitas Brawijaya yang berasal dari Fakultas Kedokteran (FL) dan Fakultas Teknik (FT) menawarkan sebuah solusi untuk mengurangi kasus kematian bayi baru lahir akibat asfiksia atau kekurangan oksigen didalam tubuh.
Salah satu penyebab asfiksia yaitu sindrom aspirasi mekonium. Sindrom aspirasi mekonium (SAM) merupakan sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya cairan amnion mekonial ke dalam saluran pernapasan bayi.
MECTION yaitu alat bantu penanganan kasus asfiksia atau gagal napas pada bayi baru lahir untuk kasus sindrom aspirasi mekonium. MECTION menghisap cairan lewat suction pump yang dilengkapi dengan terapi suportif oksigen dengan tekanan positif.
Pembangkit tekanan berasal dari sebuah pompa vakum yang dihubungkan pada suatu interceptor.
Alat ini juga dilengkapi dengan sistem terapi oksigen bertekanan positif untuk mengoptimalkan resusitasi pada bayi sehingga terjadi difusi oksigen secara optimal yang kecepatan aliran dan besar kosentrasinya dapat diatur oleh tenaga kesehatan secara mudah dan praktis.
MECTION berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Kementrian Pendidikan dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta.
Tim yang terdiri dari lima mahasiswa, diantaranya Syahrillah Mardiyyah Ahyani sebagai ketua, Shafina Rifdayanti Zein, M. Fakhri Al Faruq, Yusf Giri Asmara, dan M. Rafi Adi Wibowo sebagai anggota, dibawah bimbingan dr. Eriko Prawetiningtyas Sp.F. akam melanjutkan perjuangannya menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke 34 (PIMNAS 34) 2021 mendatang.
“Harapan kami inovasi ini bisa menjadi solusi di masa depan untuk menghadapi permasalahan di bidang kesehatan dan bermanfaat bagi masyarakat, puskesmas dan rumah sakit dalam penanganan kasus aspirasi mekonium pada bayi baru lahir yang selama ini fasilitasnya masih kurang” Ujar Syahrillah, mewikil timnya.
Angka kematian bayi merupakan salah satu
indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum.
Pada Profil Kesehatan Indonesia 2019, penyebab kematian terbesar kedua adalah asfiksia.
Asfiksia yang terjadi pada bayi atau asfiksia perinatal dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan yang berisiko terhadap kematian bayi.
Beberapa gangguan kesehatan akibat asfiksia adalah hipoksemia, hiperkarbia, penurunan perfusi, asidosis dan hipoglikemia yang menimbulkan kerusakan pada seluruh sistem tubuh bayi. (SYH/Humas UB)