Masuk 20 Tim Terbaik se-Indonesia, Mahasiswa Non IT juga Bisa Berjaya di Bangkit!

Di dominasi oleh mahasiswa dari program studi Informasi dan Teknologi tidak menjadikan program Bangkit tertutup bagi prodi lain. Program ini justru membuka peluang bagi mahasiswa dari program studi lain untuk mendapatkan pengalaman yang sama, seperti yang dirasakan oleh Farhah Farida Milah, atau Millah.

Farhah Farida Milah, mahasiswi prodi Statistika, FMIPA UB
Farhah Farida Milah, mahasiswi prodi Statistika, FMIPA UB

Millah merupakan mahasiswi prodi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya yang menjadi peserta di program Bangkit di tahun 2023. Meski awalnya merasa ragu, namun akhirnya Millah tetap mendaftarkan diri menjadi bagian dari program ini, setelah menyadari berbagai potensi yang ditawarkan.

Millah tidak sendiri. Ia bergabung bersama Melati Eka Putri dari Universitas Indonesia, Lingga Rohaddyan dan Fanny Limin dari Univeresitas Gunadarma, Sadira Taruna Calvindoro serta Muhammad Hilmy Tsany dari Universitas Diponegoro, dan menghasilkan Calorify.

Calorify
Calorify

Calorify adalah aplikasi yang membantu menghitung kebutuhan kalori harian. Ide ini dilatarbelakangi tingginya resiko kematian akibat penyakit degeneratif seperti jantung, stroke, hipertensi dan sebagainya yang mencapai 87.5 persen di tahun 2022. “Aplikasi ini dapat menghitung jumlah kalori dalam makanan melalui gambar. Jadi, aplikasi ini menawarkan pengalaman personal untuk pengguna”, ujarnya. Calorify bekerja sesuai asesmen dari pengguna yang mengetahui kebutuhan, preferensi kalori harian dan rekomendasi makanan sehat sesuai kebutuhan jumlah kalorinya, hanya menggunakan ujung jari, sesuai tagline “Personalized guidance, effortless tracking and health at your fingertips”. 

Riset calorify, menurut Millah, sudah dimulai sejak masa capstone di bulan Mei. “Saat mengerjakan capstone selama satu bulan tim kami sudah berhasil membuat aplikasi namun masih lokal based saja. Lalu dilanjutkan saat masa inkubasi, tim kami mengembangkan aplikasi dan melakukan user interview dan memperbaiki bugs yang ada, hingga akhirnya rilis di bulan november bu, namun tim kami masih mengembangkan data basenya dan desig ui/uxnya. Untuk database berupa foto makanan Indonesia, kami meminta tolong kepada teman-teman yang hobi foto makanan untuk berbagi karyanya”, jelas mahasiswi angkatan 2020 ini.

“Tentu saja, ini semua tidak tercapai tanpa kerjasama tim yang hebat. Ke depan, kami berencana terus mengembangkan Calorify agar menjadi aplikasi yang berguna dan berdampak bagi masyarakat, untuk menjalani hidup sehat dengan pola makan yang baik”, imbuhnya. 

Kerja keras tim ini pun membuahkan hasil. Millah dan teman-teman berhasil menjadi bagian dari 20 tim terbaik Bangkit 2023, dan mendapatkan bantuan pendanaan sebesar 140 juta rupiah. Ia pun mengajak mahasiswa yang masih ragu untuk berpartisipasi dalam program ini.

“Ingatlah kalau kita semua memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk ikut di program ini. Tidak ada yang bisa menghentikan langkahmu, selama memiliki tekad, semangat, dan keinginan kuat untuk belajar. Percayalah, tiap langkah kecil  yang kita ambil merupakan investasi untuk masa depan. Percaya dirimu dan jadikan tiap tantangan yang ada sebagai peluang untuk tumbuh,” pungkasnya.

Bangkit Academy merupakan program persiapan karir yang dipimpin oleh Google Indonesia dan bekerja sama dengan beberapa industri teknologi besar seperti Gojek dan GoTo. Program pembinaan keterampilan bidang digital dan teknologi komunikasi ini juga didukung oleh Kementerian Pendidkan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk memberikan mahasiswa peluang dalam mengembangkan keterampilan yang relevan dengan industri teknologi. (Intan/VQ)