Ekstraksi gigi merupakan tindakan bidang kedokteran gigi yang menimbulkan luka. Penyembuhan luka merupakan proses dalam tubuh yang terdiri dari beberapa fase, yaitu peradangan, proliferasi dan maturasi. Biji pinang secara tradisional digunakan sebagai obat luka sayat, maka hal ini menimbulkan potensi untuk digunakan sebagai bahan obat herbal untuk penyembuhan luka ekstraksi gigi.
Ekstrak etanol biji pinang memiliki kandungan yang berperan dalam penyembuhan luka diantaranya yaitu alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Alkaloid dapat mempercepat penyembuhan luka dan melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif.
Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (FKG UB) Alya Sekar Medita, Atika Shafira dan Dayang Silvi Pramadewi melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) menemukan inovasi baru mengenai Sediaan Gel Ekstrak Biji Pinang Terhadap Penyembuhan Luka Pasca Ekstraksi Gigi.
Obat yang biasa digunakan untuk penyembuhan pasca ekstraksi luka adalah povidone iodine yang sifatnya bakteriostatik. Penggunaan povidone iodine yang berlebihan memiliki efek samping rasa gatal,pembengkakan, dan infeksi kulit.
Oleh karena itu, kelompok ini tertarik untuk menyelesaikan permasalahan ini, dengan membuat gagasan mengenai pemanfaatan ekstrak biji pinang. Biji pinang mudah didapatkan di Indonesia. “Diharapkan dapat menjadi alternatif obat yang terjangkau dan mudah didapatkan serta diharapkan tidak memiliki efek samping didalam rongga mulut”, ujar Alya.
Berdasarkan studi literatur didapatkan hasil bahwa kandungan biji pinang memiliki banyak manfaat fitokimia, analgesik, anti inflamasi dan sifat penyembuhan luka yang beragam. Review yang telah disusun oleh tim peneliti telah menunjukkan bahwa ekstrak biji pinang.
“Walaupun belum dilakukan penelitian mengenai penggunaannya pada luka ekstraksi gigi, memiliki potensi yang sangat besar untuk digunakan sebagai obat herbal alternatif. Karenanya, senyawa kimia yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut seperti alkaloid pinang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian penyembuhan luka ekstraksi gigi”, pungkasnya. [ALYA/VQ]