Perkembangan kebutuhan energi semakin meningkat dari masa ke masa disebabkan oleh banyaknya penggunaan barang elektronik di masyarakat.
Oleh sebab itu, diperlukan inovasi teknologi penyimpan energi selain baterai, kapasitor, dan fuel cell.
Tim mahasiswa yang diketuai oleh I Wayan Wira Yuda serta beranggotakan Nik Matul Ula, Faisal Maulana Malik Ibrahim, dan Vita Valiana dengan dibimbing oleh dosen Dr. Eng. Masruroh, S.Si, M.Si yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) telah berhasil mengolah sampah plastik menjadi material penyimpan energi berskala tinggi atau dikenal sebagai superkapasitor.
Superkapasitor merupakan perangkat penyimpan energi yang memiliki daya simpan lebih tinggi dan kinerja lebih baik dari baterai biasa.
Superkapasitor memungkinkan pemakaian yang jauh lebih tinggi dan lebih ramah lingkungan.
Pada umumnya, perangkat superkapasitor menggunakan material elektroda berupa lempengan logam.
Namun bahan ini memiliki nilai ekonomis yang rendah dan kemampuannya sebagai elektroda dalam menyimpan muatan relatif kecil.
Sedangkan elektroda nanokomposit masih belum banyak dikembangkan sejauh ini.
Oleh karena itu, empat mahasiswa FMIPA UB berinisiatif mengubah botol plastik sekali pakai menjadi bahan dasar pembuatan material superkapasitor.
Mewakili tim, I Wayan Wira Yuda mengatakan material plastik jenis polietilen bersifat termoplastik, dapat diubah menjadi bentuk material lain melalui pemanasan suhu tinggi.
Bahan plastik ini tersusun dari serat karbon aktif yang mempunyai konduktivitas listrik tinggi serta porositas yang besar untuk menangkap muatan listrik.
Akan tetapi, umumnya karbon aktif masih belum memenuhi standar yang sesuai untuk dijadikan sebagai elektroda superkapasitor.
Oleh karena itu, dibutuhkan penambahan mangan oksida dalam ukuran nano untuk meningkatkan kemampuan penyimpanan muatan yang dimiliki.
Sebuah botol plastik dapat menghasilkan 3 hingga 4 buah material elektroda superkapasitor yang memiliki penyimpanan fleksibel cukup untuk menjalankan perangkat listrik kecil serta memberikan cara yang aman dan mudah untuk membuat perangkat penyimpan energi listrik di rumah.
Metode ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya hanya menggunakan satu langkah proses deposisi, biaya yang murah, sifat metode yang mudah dengan elektrokimia yang memiliki kapasitansi spesifik tinggi, sehingga metode ini menghasilkan perangkat energi penyimpanan yang fleksibel.
“Proses ini sangat mudah dilakukan dan dapat menghasilkan elektroda nanokomposit berskala tinggi dibandingkan metode sol gel maupun elektrokimia lainnya,” tutur I Wayan Wira Yuda. (WYN/Humas UB).
.