Mahasiswa UB Teliti Khasiat Daun Jambu Untuk Penyembuhan Luka

Infeksi Luka Operasi atau Surgical site infection (SSI) adalah infeksi luka pasca operasi yang bisa mengakibatkan kematian.
Luka ini disebabkan karena lokasi sayatan bedah terinfeksi setelah prosedur bedah.

Infeksi tersebut dapat diakibatkan bakteri Staphylococcus aureus yang beradaptasi cepat dengan antibiotik selektif dan dapat menghasilkan MRSA (Metichilin Resistant Stphlococus Aureus) yang bersifat kebal terhadap antibiotik. Hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Luka yang terinfeksi oleh bakteri akan timbul kemerahan, bengkak serta menghasilkan pus atau nanah.

Berdasarkan latarbelakang hal tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB), yaitu Edo Apriliano Pratama, Anisa Nadya Nafis, dan Kaista Bunga Disy Agse meneliti daun jambu biji untuk terapi herbal model luka sayat diinfeksi MRSA.

Bahan alam yang dapat dimanfaatkan yaitu daun jambu biji varietas merah. Daun jambu biji varietas merah memiliki kandungan tanin sebanyak 9%-12% dan senyawa flavonoid jenis kuersetin yang berfungsi dalam mempercepat regenerasi sel, antiinflamasi dan antibakteri terhadap luka sayat yang diinfeksi bakteri MRSA dibandingkan daun jambu biji varietas lain atau bahan alam lainnya.

“Hal ini nantinya akan berpotensi untuk dijadikan sebuah terapi kombinan berbahan herbal, ramah lingkungan, mudah digunakan dan minim efek samping. Kedepan dapat dikembangkan menjadi salah satu solusi terapi adjuvan untuk mempercepat penyembuhan luka sayat yang diinfeksi oleh MRSA,”kata Edo.

Edo menambahkan, beberapa penelitian yang ada saat ini menunjukkan ekstrak daun jambu biji bermanfaat untuk penyembuhan luka namun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat menjadi terapi tambahan luka sayat yang terinfeksi MRSA. (EDO/Humas UB).