
Kolaborasi mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dari Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) serta Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik meneliti efektivitas kognitif tactile paving bagi kemudahan aksesibilitas tunanetra di Indonesia. Mereka adalah Herdias Hayyal Falahi (Psikologi), Adinda Azkia Putri Luqmana (Psikologi), Destiana Dian Pratiwi (Psikologi), Rahmat Rayansha (PWK), Putri Saviria Immarotun Nugroho (PWK).
Ketua tim Herdias Hayyal Falahi menjelaskan, tactile paving atau guiding block memiliki peran penting dalam membantu penyandang tunanetra berorientasi dan bergerak di sekitar lingkungan. Fasilitas ini tidak hanya memberikan bantuan fisik untuk menandai jalur dan perbedaan permukaan, tetapi juga secara signifikan meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri mereka dalam menjelajahi lingkungan sehari-hari.

“Dengan adanya tactile paving, mereka dapat lebih mudah mengenali dan memahami pola jalur, berpotensi mengurangi kecemasan, serta meningkatkan keselamatan saat beraktivitas di ruang publik,” ungkap Falah.
Tactile paving bukan hanya sekadar fasilitas fisik, melainkan simbol inklusi dan aksesibilitas yang sangat penting bagi masyarakat tunanetra. Namun belum ada studi yang membahas lebih lanjut mengenai efektivitas kognitif dalam penggunaan tactile paving dengan menggali kesulitan secara kognitif atau mental workload yang dialami oleh tunanetra saat berjalan dengan tactile paving tersebut.

Di bawah bimbingan dosen Ridwan Aji Budi Prasetyo, S.Psi, M.Sc., tim yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) melakukan penelitian yang bertujuan bertujuan untuk menilai efektivitas kognitif tactile paving dalam membantu penyandang tunanetra berorientasi dan bergerak, mengidentifikasi kesulitan kognitif atau beban mental yang dialami, serta menilai dampaknya terhadap kemandirian dan kepercayaan diri mereka. Penelitian ini berhasil lolos didanai oleh Kemdikbudristek.
Selain itu, penelitian ini juga akan mempelajari bagaimana tactile paving meningkatkan keselamatan dan aksesibilitas di ruang publik, serta menyusun rekomendasi untuk peningkatan fasilitas umum dan kebijakan terkait aksesibilitas bagi penyandang tunanetra di Indonesia.
“Sangat penting untuk melakukan pengujian guna mengetahui kesulitan kognitif pada tunanetra ketika menggunakan tactile paving atau tanpa tactile paving. Dengan demikian efektivitas dari tactile paving secara kognitif bagi penyandang tunanetra dapat diketahui,” ungkap Falah.
Pengujian ini juga dilakukan untuk melengkapi celah yang belum pernah dibahas di riset-riset terdahulu mengenai penggunaan tactile paving pada tunanetra. Kegiatan ini melibatkan Komunitas Disabilitas yaitu Teman Tunanetra Kota Malang.
Selama proses penelitian, didapati bahwa sebagian besar partisipan penelitian masih belum mengetahui fasilitas tactile paving.
Perlu diketahui, Indonesia, sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, memiliki sekitar 22,97 juta jiwa penyandang disabilitas, yang mencakup sekitar 8,5% dari total populasi (Kemenko PMK, 2023). Dari berbagai jenis disabilitas, tunanetra adalah salah satu kelompok yang menghadapi tantangan signifikan dalam mengakses lingkungan dan fasilitas umum. Akseibilitas menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi tunanetra, terutama untuk berjalan yang memadai dalam beraktivitas sehari-hari. [Tim/Irene]