Berbicara di forum internasional bergengsi adalah kesempatan emas pemudia. Termasuk Alvian Wardhana. Ia adalah mahasiswa Universitas Brawijaya yang mendapatkan kesempatan emas untuk menjadi delegasi dalam rangkaian Y20. Y20 Award merupakan penghargaan untuk mengakui dan mengapresiasi para pemimpin pemuda baik individu maupun kelompok di negara-negara G20 dan non-G20 yang secara konsisten melakukan program atau memimpin organisasi maupun yayasan yang berfokus pada 4 (empat) bidang utama pada Y20.
“Kegiatan yang saya ikuti adalah Y20 Summit atau acara utama dimana saya berperan sebagai observer untuk melihat perwakilan dari negara G20 dalam merumuskan rekomendasi kebijakan dalam 4 topik yaitu ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet berkelanjutan dan layak huni, serta keberagaman dan inklusi” terang mahasiswa Angkatan 2019 ini.
“Saya dapat kesempatan sebagai observer karena saya mendapatkan penghargaan Y20 Youth Leader Award bidang Youth Employment. Oberver sendiri bertugas untuk mengamati jalannya summit dalam persidangan tanpa melakukan intervensi dan memberikan catatan-catatan penting selama perjalanan berlangsung untuk menghasilkan joint communique.” ujar Alvian.
Alvian mengikuti rangkaian penghargaan Y20 Youth Leader Award bidang Youth Employment dengan seleksi yang begitu ketat. Sistem pendaftaranya terdiri dari dua tahap yakni Application Submission, mengirim video, surat rekomendasi dan mengisi esai. Setelah tahap pertama, dipilih 20 besar dan nantinya submission yang telah dikumpulkan diseleksi kembali dan kemudian akan diumumkan pemenang masing-masing kategorinya
Dari kerja kerasnya, Alvian berhasil meraih penghargaan Y20 Youth Leader Award bidang Youth Employment. “Penghargaan ini saya terima karena saya mendirikan NGO bernama Literasi Anak Banua yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan khususnya di daerah 3T dan bagi masyarakat adat di Kalimantan Selatan dengan memberikan lea gratis, membagikan alat tulis, mendirikan perpustakaan serta memberdayakan anak muda yang ada dimana telah berdampak di 17 desa dan kepada lebih dari 1800 anak selama 4 tahun terakhir,” ujarnya.
Persyaratan yang harus dipenuhi pun bisa dibilang cukup ketat. Berusia muda dan terbuka untuk jejaring pemuda global, telah melakukan satu atau beberapa project terkait ketenagakerjaan muda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan layak huni serta inklusi keberagaman. Selain itu, proyek yang tengah dikerjakan juga harus melibatkan atau berhubungan dengan organisasi dunia, seperti PBB, Bank Dunia, WTO dan organisasi lainnya atau dua dari negara G20.
“Suatu kehormatan dalam penghargaan ini terlebih hanya ada 2 perwakilan Indonesia yang berhasil mendapatkan penghargaan ini. Y20 award juga dijadikan seperti penghargaan nobel untuk anak muda jadi luar biasa. Terlebih dengan penerimaan penghargaan ini saya juga mendapatkan kesempatan untuk membuat project saya lebih besar dengan melakukan kerjasama dengan UN agencies” jelas mahasiswa Fakultas Teknik ini.
Alvian juga memiliki harapan terhadapa Y20 kedepannya, “Pengharapannya penyelenggaraannya dari Y20 tidak berhenti di perumusan kebijakan namun dilanjutkan dalam pilot-pilot project serta implementasinya dapat dilaksanakan secara equal termasuk kaum marginal. Indonesia akan memegang presidensi G20 untuk 20 waktu ke depan, sehingga besar harapan dalam proses banyak pergerakkan serta aksi nyata di lapangan dalam mewujudkan goal-goal nyata di lapangan”, pungkasnya.