Empat Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan potensi listrik alternatif dengan cara meningkatkan performa dan output dari Microbial Fuel Cells yang diberi nama “Miitek.in” (Microbial Fuel Cells dengan Proton Exchange Membrane Terintegrasi Internet of Things). Mereka adalah Mochammad Rofi Sanjaya (Teknik Elektro), Muhammad Rifqi Nur Sabilillah (Teknik Elektro), Rachmadi Azhar Fathoni (Kimia), dan Kresna Purwandaru (Teknik Kimia), di bawah bimbingan dosen Sapriesty Nainy Sari, S.T., M.T.
Hal tersebut berlatar belakang energi listrik yang menjadi salah satu kebutuhan dasar dan sangat penting untuk menunjang aktivitas manusia setiap hari. Kebutuhan akan listrik terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Per Juni 2020, kebutuhan listrik meningkat sebesar 5,46 % dibandingkan dengan Juni 2019. Di sisi lain, terdapat teknologi microbial fuel cell yang dapat digunakan sebagai penghasil energi listrik alternatif dengan memanfaatkan peran mikroorganisme melalui proses degradasi substrat berupa limbah cair organik untuk menghasilkan ion H+ dan elektron. Elektron inilah yang dapat menghasilkan energi listrik.
Salah satu limbah cair yang berpotensi besar untuk dijadikan substrat penghasil energi listrik adalah limbah cair industri gula yang berasal dari sisa proses kristalisasi. Limbah tersebut memiliki kandungan COD 1.000-4.340 mg/L, BOD 350-2.750 mg/L, TSS 760-800 mg/L dan menunjukkan terdapat kandungan organik yang tinggi didalamnya serta melampaui batas SNI yang telah ditentukan, sehingga juga membahayakan makhluk hidup lingkungan perairan. Namun, penggunaan teknologi microbial fuel cell umumnya kurang optimal dikarenakan sistem kerjanya tidak dilengkapi dengan sistem kontrol otomatis dan hanya terdapat sepasang batang elektroda, sehingga output listrik yang dihasilkan menjadi kurang maksimal.
Miitek.in memiliki potensi yang cukup besar untuk menghasilkan listrik alternatif yang dapat digunakan untuk kebutuhan pabrik atau kebutuhan warga sekitar. Desain prototype reaktor Miitek.in terdiri dari delapan elektroda tembaga, dilengkapi dengan sensor otomatis terintegrasi internet of things dan terbagi menjadi dua sisi, yakni aerob dan anaerob yang dibatasi oleh proton exchange membrane. Delapan elektroda tersebut berfungsi untuk meningkatkan jumlah arus listrik yang dihasilkan dan internet of things berfungsi sebagai sistem kontrol kerja reaktor serta monitoring alat.
Dari karya tersebut, empat mahasiswa ini berhasil meraih dana riset dari Kementrian Pendidikan dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta. Selanjutnya, tim ini akan berjuang ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIV 2021 mendatang.
“Semoga inovasi ini dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan di seluruh Pabrik Gula di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan dan membantu masyarakat serta pihak pabrik terkait sanitasi pengolahan limbah cair dan ketersediaan listrik alternatif untuk masyarakat,” harap Rofi, mewakili tim. [Miitek.in/Humas UB]