Mahasiswa UB Kembangkan Biodesel Ramah Lingkungan

Empat Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan Inovasi Mesin Pembuat Biodiesel Berbahan Chlorella sp  berbasis ultrasound. Mereka adalah Roy Ardy Colas Napitupulu (Bioteknologi 2020), Dafa Nur Isya (Instrumentasi 2019) , Ratih Dewi (Bioteknologi 2020), dan Vimala Tirta Putri Thedja (Bioteknologi 2020), di bawah bimbingan dosen Joko Prasetyo. STP, M.Si.

Inovasi ini dilatar belakangi oleh permasalahan global dimana bahan bakar fosil yang saat ini sudah sangat menipis, sehingga banyak penelitian saat ini sedang dalam tahap pencarian sumber energi alternatif, salah satunya adalah biodiesel. Terdapat banyak sumber alternatif nabati saat ini, salah satunya adalah mikroalga, yang memiliki potensi kandungan minyak yang yang besar, yaitu sebanyak 70 % berat massanya. Selain itu, pemilihan mikroalga ini dikarenakan biomassa ini tidak membutuhkan areal yang besar serta lebih mudah dikembangbiakkan. 

Inovasi ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menghasilkan bahan bakar alternatif yang harapannya dapat digunakan oleh masyarakat luas kedepannya. Desain prototype reaktor mesin konversi mikroalga ini terdiri atas dua chamber utama, yang pertama sebagai chamber ekstraksi dan yang kedua sebagai chamber transesterifikasi. Metode ekstraksi yang digunakan pada mesin ini adalah ultrasonic, karena berdasarkan literatur, metode ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih besar. dibandingkan metode lainnya. Penelitian ini juga dilanjutkan dengan pengujian mesin serta potensi hasil biodiesel yang akan diuji dengan menggunakan uji GC-MS serta beberapa parameter kunci pada SNI 7182:2015. Penggunaan pelarut pada setiap prosesnya juga telah disesuaikan dengan berbagai literatur demi mendapatkan hasil yang maksimal. Dari karya tersebut, empat mahasiswa ini berhasil meraih dana riset dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta. Selanjutnya, tim ini akan berjuang ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIV 2021 mendatang. “Semoga inovasi ini dapat menjadi salah satu alternatif bahan bakar ramah lingkungan di masa depan, serta semoga dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat banyak” harap Roy, mewakili tim. (dse/Humas UB)