Tim Program Kreativitas Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya Malang telah merancang konsep program pelatihan soft skill yang dibutuhkan untuk penyandang tunadaksa dalam meningkatkan kemandiriannya, bernama program “Akselerasi Tunadaksa Berdikari” atau ATB.
Ide ini muncul dikarenakan masih banyak nya data mengenai penyandang disabilitas berusia produktif (15 – 64 tahun) yang masih menganggur dan belum mandiri baik dalam bekerja di instansi maupun berwirausaha. Selain itu juga belum adanya program pelatihan di beberapa Komunitas Disabilitas Kota Malang yang dianggap cocok dan berkelanjutan dalam kegiatan melatih soft skill serta kemandirian.
“Permasalahan utama kami ada pada keterbatasan sumber daya manusia karena masih gaptek dan kurang mampu membuat program yang terperinci. Sebenarnya, sudah sering diberikan program pelatihan dari pemerintah, namun tidak ada keberlanjutannya dan cuma diberi modal saja. Jadi teman-teman penyandang disabilitas masih belum bisa menentukan mimpinya sendiri atau masih belum mandiri,” kata Koordinator Forum Malang Inklusi (FOMI) Siswinarsih.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, tim yang beranggotakan Dea Adellia Syahrani, Yosi Widia Putri, Nailul Alvi Muharromah, Alifa Yulinar Priyanti, Dian Muji Lestari dibawah bimbingan Atu Bagus Wiguna, SE., ME merancang program pelatihan dilengkapi beberapa materi soft skill yang dibutuhkan oleh penyandang tunadaksa.
Kelas Pelatihan yang diberikan antara lain Self Development Training, Public Speaking Training, Digital Marketing Training, serta Data and Financial Management Training
Untuk mendukung keberlanjutan program pelatihan ini, terdapat pula website pelatihan.
Fitur dari website ini antara lain modul pelatihan yang berisi materi soft skill dan juga fitur lowongan kerja.
Para peserta program pelatihan nantinya akan dibranding terkait skill dan kemampuan yang mereka miliki untuk dapat melamar pekerjaan.
Sebaliknya, perusahaan juga dapat mempublikasi informasi lowongan kerja bagi para disabilitas melalui platform tersebut.
“Alur dari program pelatihan kepada penyandang tunadaksa yang kami rancang ini adalah peserta tunadaksa akan diberi sosialisasi dan literasi terkait pentingnya melakukan pengembangan diri. Kemudian mereka akan mengikuti kelas pelatihan di setiap materi soft skill yang kami tawarkan. Setelah mengikuti kelas pelatihan, mereka akan diukur pemahamannya atas materi soft skill yang telah diikuti dengan adanya final exam. Program kami tidak hanya menjurus agar para peserta bekerja di suatu instansi, namun diharapkan para peserta juga dapat menjadi wirausahawan yang mandiri. Hal ini tentu dapat meminimalisir adanya marginalisasi dan diskriminasi terhadap para penyandang tunadaksa,”ujar Dea.
Rancangan program pelatihan ini nantinya dapat berkelanjutan dengan adanya website terpadu.
Tujuan jangka panjangnya ialah tak hanya peserta dari tunadaksa saja, namun segala jenis disabilitas nantinya dapat mengikuti dan merasakan manfaat dari adanya program “Akselerasi Tunadaksa Berdikari” ini.
Program pelatihan tersebut menyasar dan bekerja sama dengan komunitas Forum Malang Inklusi (FOMI). (DIN/Humas UB).