Mahasiswa UB Bicara Cyberterorism dan Perubahan Iklim di PIMUN

Banyak cara bagi mahasiswa untuk dapat berpartisipasi dalam penyelesaian masalah global. Salah satunya, adalah mengikuti forum internasional. Inilah yang dilakukan oleh empat mahassiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya beberapa waktu lalu.

Queen Nindhya Natasha, Rhani Lilianti Kata, Deraldo Prasetya dari FISIP dan Mohammad K. Hatta Adiatha dalam PIMUN 2022
Queen Nindhya Natasha, Rhani Lilianti Kata, Deraldo Prasetya dari FISIP dan Mohammad K. Hatta Adiatha dalam PIMUN 2022

Queen Nindhya Natasha, Rhani Lilianti Kata, Deraldo Prasetya dari FISIP dan Mohammad K. Hatta Adiatha berkesempatan mewakili Universitas Brawijaya sebagai official delegation di ajang Paris International Model United Nations, pertengahan 2022 lalu.

PIMUN, menurut Queen, merupakan simulasi sidang PBB yang rutin diadakan setiap tahun. “Kegiatan ini diadakan oleh Paris Intercollegiate United Nations Committee (CINUP), diikuti oleh 35o delegasi dari beragai negara”, jelasnya.

Di ajang ini, imbuhnya, para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi dan berdiplomasi mengenai isu internasional. “Dari sini, hasillnya berupa resolusi dengan tujuan utama unutk menghasilkan rancangan resolusi mengenai isu-isu tertentu, untuk memperkuat peran delegasi di forum internasional yang dapat menjadi sumber potensial bagi perkembangan generasi muda Indonesia di masa depan”, ujar mahsiswi yang mendalami ilmu Hubungan Internasional ini.

Pada kesempatan ini, delegasi UB dialokasikan dalam dua council, yaitu Disarmament and and International Security Committee (DISEC) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) (2 di UNHCR dan 2 di DISEC), dengan masing-masing bidang pembahasannya. “DI UNHCR, kami berdiskusi mengenai definisi dan status legal unutk climate refugee atau pengungsi bencana akibat perubahan iklim. Perjanjian internasional ini nantinya dapat diadopsi dalam hukum nasional masing-masing negara. Sedangkan di DISEC, kami berdebat mengenai solusi terbaik mengenai cyber terrorism di skala internasional”, ungkap Queen.

Tidak hanya itu. Para mahasiswa ini juga berkesempatan menemui Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris. “Di sini, kami bertemu Prof. Warsito dan menerima pengarahan dan wejangan untuk terus berprestasi. Beliau juga mengapresiasi kami sebagai perwakilan Indonesia di ajang bergengsi”, pungkasnya.