Mahasiswa Teknik Kimia Borong Juara di InspireX Summit Fest (ISF) 2025

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB). Dua tim mahasiswa berhasil meraih Silver dan Bronze Medal dalam ajang InspireX Summit Fest (ISF) 2025, yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia.

InspireX Summit Fest (ISF) adalah ajang kompetisi esai dan business case tingkat nasional dimana tahun ini mengangkat tema “Innovating the Future: Tech Driven Startups for Empowering Indonesia’s Digital Economy”.

ISF 2025 mencakup dua bidang lomba, yaitu National Essay dan Bussiness Case Competition. Peserta dalam kompetisi ini adalah mahasiswa jenjang S1 atau setara di seluruh Indonesia yang memiliki semangat dan ide inovatif untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

ISF 2025 diselenggarakan selama dua hari (15/2-16/2/2025) dan diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari 55 universitas di seluruh Indonesia dengan menampilkan berbagai proyek inovatif dari bidang sains dan teknologi. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mengirimkan dua perwakilan tim mahasiswa dengan karya inovasi yang berbeda.

Tim pertama beranggotakan  Nauvaldy Basuki (2022), Zayyinna Fitriani (2022), Faishal Rifqy Nasution (2022), Atqiyatul Widad (2022) dengan karya inovasi berjudul PetraPedia. Didampingi dosen pembimbing Ir. Aji Hendra Sarosa, S.T., M.T. dan Dr. Eng. Ir. Christina Wahyu Kartikowati, S.T., M.T. berhasil membawa pulang Silver Medal setelah menyisihkan 29 tim yang lolos seleksi. Nauvaldy menjelakan bahwa PetraPedia adalah aplikasi transaksi, konsultasi, dan penyediaan informasi pupuk organik sebagai solusi kerusakan tanah di indonesia

“Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi yang didalamnya terdapat 3 fitur penting yaitu fitur transaksi sebagai media  penghubung antara supplier kotoran kandang, produsen pupuk organik, dan petani untuk mempermudah distribusi  kebutuhan satu sama lain”, tuturnya.

Dia juga menambahkan di aplikasi ini disediakan fitur konsultasi dimana para petani dapat berkonsultasi dengan para ahli mengenai penggunaan pupuk organic. Kemudian juga ada informasi berupa artikel ataupun video sebagai bahan pembelajaran bagi petani maupun pengguna aplikasi PetraPedia lainnya dalam membuat pupuk organik yang baik.

Tim kedua adalah Tim GreeNergy yang beranggotakan Athaya Devin Argyadama (2023), Amelia Syafa’atun Ni’mah (2023), Rikoh Saputra Asir (2023), Anjar Maulana Afriansyah (2023) dengan karya inovasi “Optimalisasi Produksi Listrik Melalui Smart Eco-Friendly Charging Station (MECS) Berteknologi Hybrid Plant-Microbial Fuel Cell Dengan Eceng Gondok Terintegrasi Cem Carbon Capture”. Didampingi dosen pembimbing Ir. A.S. Dwi Saptati Nur Hidayati, S.T., M.T. dan Ir. Bambang Ismuyanto, M.S. berhasil membawa pulang Bronze Medal.

Athaya selaku perwakilan tim menyampaikan inovasi yang ditawarkan tim “GreeNergy” untuk mengatasi permasalahan emisi gas CO₂ dan tingginya kebutuhan listrik akibat peralihan kendaraan yang semula kendaraan bermesin internal combustion engine berubah menjadi elektrik adalah dengan menciptakan alat Smart Eco-Friendly Charging Station (MECS).

“Latar belakang kami membuat esai ini yaitu melihat kondisi  Indonesia yang saat ini berada di posisi ke-7 sebagai penyumbang emisi CO₂ terbesar di dunia berdasarkan data IAE, dimana 30% nya berasal dari sektor transportasi. Oleh karena itu, pada tahun 2030 pemerintah menargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit kendaraan listrik roda dua sebagai upaya mengurangi emisi CO2. Akan tetapi saat ini Indonesia hanya memiliki sekitar 1.582 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di 1.131 titik seluruh Indonesia”, terangnya.

Athaya juga menambahkan bahwa alat MECS terdiri dari 2 bagian, yang pertama PMFC (Plant Microbial Fuel Cell), teknologi sumber listrik alternatif yang memanfaatkan eksudat tanaman dan mikroba  untuk menghasilkan listrik melalui proses respirasi anaerobik. Yang kedua CMC (CO₂ mineralization cell) yaitu teknologi untuk menangkap dan memineralisasi karbon dioksida (CO₂), menangkap dan menyimpan karbon dalam bentuk yang lebih stabil seperti kalsium karbonat (CaCO₃), sekaligus menghasilkan listrik.

Listrik yang dihasilkan MECS sekitar 148,64 kWH. Jika dibandingkan antara charging station konvensional, MECS lebih unggul. MECS menggunakan listrik ramah lingkungan dengan biaya operasional yang lebih murah. Kelebihan lainnya antara lain dapat mengurangi emisi CO₂ dengan hasil samping berupa CaCO₃ yang dapat digunakan sebagai pupuk sehingga dapat mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).

Keberhasilan di InspireX Summit Fest ini menjadi bukti bahwa mahasiswa FT UB mampu menghadirkan inovasi yang dapat memiliki dampak nyata bagi masyarakat. Kedua tim berencana untuk mengembangkan lebih lanjut proyek mereka agar dapat diimplementasikan dalam industri dan kehidupan sehari-hari.

Sekali lagi selamat untuk kedua tim yang telah membawa nama baik FT UB, semoga semangat dan usahanya dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk dapat berkarya dan menjadi yang terbaik.[drn/Humas UB]