Lima mahasiswa lintas jurusan yaitu Lia Anggraeni (FTP), Azra Syaura Azzafira (FTP), Ikhlas Muhammad Sabilly (FT), dan Ahmad Shobri Ardiana (FT) di bawah bimbingan Joko Prasetyo, S.TP, M.Si berkolaborasi merancang alat untuk mereduksi kalsium oksalat dari limbah industri pengolahan porang bernama Amorpho Coagulation Tech.
Shobri salah satu anggota tim menjelaskan Amorpho Coagulation Tech tersebut merupakan alat reduksi kalsium oksalat dengan metode ekstraksi-elektrokoagulasi. Data hasil pengujian alat menunjukkan, Amorpho Coagulation Tech dirancang dengan tiga tahap pemurnian, yaitu chamber filtrasi, chamber elektrokoagulasi-ekstraksi, dan sensor terintegrasi Internet of Things secara realtime yang terbukti mampu mereduksi kalsium oksalat hingga 82,75 persen.
Dalam proses elektrokoagulasi prinsip yang digunakan berdasarkan proses sel elektrolisis. Sel elektrolisis ini dapat mengubah energi listrik (direct current) yang akan menghasilkan reaksi elektrode. Pada sel elektrolisis terdapat sepasang elektroda yaitu anoda dan katoda. Proses elektrolisis ini dilakukan untuk mereduksi kalsium oksalat pada air. Kemudian, air masuk ke chamber selanjutnya untuk melalui proses ozonisasi. Proses ozonisasi ini bertujuan untuk strerilisasi air. Sebelum air keluar dari chamber, dilakukan monitoring kualitas air dengan menggunakan sensor ph, tds, dan tss agar mengetahui bahwa air tersebut sudah memenuhi standar agar dapat dibuang.
“Dilihat dari hasil pengujiannya, diharapkan Amorpho Coagulation Tech dapat membantu tercapainya SDG’s No.12 serta dapat membantu pemerintah dalam memelihara lingkungan untuk jangka panjang,”kata Shobri selaku koordinator mekanik.
Amorpho Coagulation Tech berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dibawah naungan Kementerian Pendidikan Kebudayan dan Pendidikan Tinggi Tahun 2023.
Inovasi tersebut dilatarbelakangi maraknya industri pengolahan porang pada tahun 2019-2020 yang mengalami lonjakan permintaan pasar di Indonesia. Limbah pengolahan porang mengandung kalsium oksalat yang berbahaya jika dibiarkan dibuang ke lingkungan bebas. Akumulasi limbah pengolahan porang dapat meningkatkan jumlah sedimentasi kalsium oksalat dan berdampak pada pencemaran tanah.
“Alat ini dirancang untuk mengantisipasi dampak sedimentasi dari kalsium oksalat tersebut,” kata Shobri. (*/OKY/Humas UB)