
Mahasiswa MMD UB di Kabupaten Lamongan Memperkenalkan Sistem Akuaponik dengan budidaya ikan lele dan kangkung Guna Membangun Kemandirian dan Keberlanjutan di Bidang Perikanan dan Pertanian.
Program PKM Strategis MMD 1000 desa yang dilaksanakan di Desa Gebangangkrik Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan bertujuan untuk “Pengembangan ekonomi desa melalui Kegiatan sosialisasi akuaponik dengan metode Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) komoditas bayam dan kangkung dengan ikan lele”.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kelompok 942 Program Mahasiswa Membangun 1000 Desa Universitas Brawijaya, Minggu (16/7/2023) di Balai Desa Gebangangkrik, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Sosialisasi pembuatan akuaponik ini diselenggarakan oleh anggota MMD Kelompok 942 dengan menyasar pada anggota karang taruna.
Kegiatan sosialisasi ini menghadirkan narasumber yang merupakan pembudidaya ikan lele, yaitu Muhammad Usman, SH.
Tim PKM MMD yang terdiri atas dosen Edriana Pangestuti, SE., M.Si., DBA, drh. Shelly Kusumarini R., M.Si, Buce Trias Hanggara, S.Kom., M.Kom., dan Triswantoro Putro, S.Si., M.Si bersama mahasiswa kelompok 942 dengan kordes M. Irsyad Azzawawi dari FIA UB.
DPL Desa Gebangangkrik drh. Shelly mengatakan kegiatan sosialisasi tentang akuaponik berfungsi sebagai upaya untuk memperkenalkan sistem pertanian terpadu yang fleksibel kepada masyarakat.
“Sistem akuaponik yang menggabungkan akuakultur (budidaya perikanan) dengan hidroponik (budidaya tanaman dengan media air) dapat diterapkan pada lahan yang relatif sempit,” kata drh. Shelly.
Dia menambahkan, akuaponik menciptakan simbiosis mutualisme antara ikan dan tanaman yang memungkinkan pertumbuhan yang optimal.
“Oleh karena itu, sosialisasi ini memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya budidaya ikan dan sistem pertanian terpadu dalam menyediakan pangan bagi populasi yang terus berkembang, serta menjaga keseimbangan ekosistem alam,” katanya.
Sosialisasi akuaponik dimulai dengan pemaparan materi yang menjelaskan konsep dasar dan prinsip kerja sistem akuaponik dalam bentuk Budikdamber.
Kegiatan ini mengajak karang taruna untuk memahami bagaimana hubungan antara budidaya ikan dan tanaman dalam lingkungan yang terkendali.
Materi sosialisasi akuaponik mengenai sistem kerja akuaponik, syarat tumbuh ikan lele, dan kegiatan budidaya yang mencakup pengelolaan air, pembenihan, pakan, serta pemanenan.
Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan ember yang menjadi tempat budidaya oleh mahasiswa MMD.
Anggota karang taruna berkontribusi langsung dalam pembuatan ember pada saat kegiatan demonstrasi. Selama sesi tanya jawab, banyak anggota karang taruna yang antusias bertanya mengenai sistem akuaponik yang telah disampaikan oleh narasumber. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta meliputi proses pembenihan, jenis pakan, intensitas pemberian pakan, dan pengelolaan air pada ember. Mereka melihat potensi sistem akuaponik sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan produksi pangan. Narasumber memberikan informasi dan saran praktis untuk mengelola budikdamber dalam diskusi tersebut.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan pembuatan Scallop berbahan dasar lele. drh. Shelly mengatakan Scallob dari ikan lele mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi.
“Lamongan identik dengan pecel lele namun proses pemasakan dengan pemanasan panjang/digoreng ini nilai proteinnya akan menurun
sehingga dibuat inovasi scallob lele untuk mempertahankan nilai gizi bagi balita,” kata drh. Shelly.
drh. Shelly menambahkan, adanya sosialisasi akuaponik ini menjadi langkah awal yang positif dalam mendukung sektor perikanan dan pertanian. Masyarakat Desa Gebangangkrik ini juga sangat antusias terhadap sistem akuaponik budikdamber ini.
Diharapkan dengan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan dalam kegiatan kali ini karang taruna dan masyarakat umum dapat mengimplementasikan akuaponik sebagai alternatif sektor perikanan dan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga akuaponik akan menjadi tren yang berkembang pesat di Desa Gebangangkrik. (MMD 942 UB/Oky/Humas UB)