Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya membuat Alas Duduk Anti Kantuk atau ALAKANTUK.
Wahyu Tasry Naufal, Asri Anjasari, dan Prayoga Bintang Primawan mengatakan ALAKANTUK diciptakan karena tingginya tingkat kecelakaan di Indonesia yang disebabkan karena faktor manusia yaitu mengantuk.
ALAKANTUK merupakan inovasi alas duduk yang mampu meningkatkan detak jantung manusia melalui getaran.
Prinsip kerja ALAKANTUK berawal dari sensor detak jantung yang terpasang di pergelangan tangan. Ketika detak jantuk terbaca dibawah angka normal, maka alas duduk bisa menciptakan getaran yang memicu detak jantung kembali meningkat.
Alat yang bisa digunakan ketika berkendara tersebut, terdiri dari beberapa komponen yaitu alas duduk dan gelang. Didalam alas duduk terdapat komponen elektronik berupa penggetar. Sementara itu, pada gelang terdapat sensor detak jantung.
“Ketika bergetar maka detak jantung meningkat, aliran darah juga meningkat sehingga jadi lebih fokus dalam berkendara. Selain itu, jika mengantuk pada saat kuliah dengan getaran tersebut bisa lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran dari dosen,”kata Prayoga.
ALAKANTUK merupakan solusi yang tepat bagi para sopir kendaraan beroda empat yang memiliki jam kerja lebih dari 12 jam perhari.
ALAKANTUK bisa digunakan tiga sampai empat jam per hari secara terus-menerus dan memudahkan para pengguna di kondisi yang darurat. Penggunaan ALAKANTUK yang cukup mudah yaitu dengan memasang komponen – komponen pada tubuh , menjadikan alat tersebut bisa diterima di masyarakat secara luas.
“Alas tersebut sudah di uji cobakan pada teman teman di kampus. Teman-teman banyak memberikan respon positif karena bisa membuat teman-teman yang sudah tidur tidak mengantuk lagi,”kata Asri.
Asri menambahkan bahwa ALAKANTUK saat ini sedang dalam proses pengajuan Patent.
“Kami masih akan melakukan pengujian lebih lanjut dan masih memperbaiki desainnya agar lebih enak dipandang,’kata Asri.
ALAKANTUK merupakan inovasi mahasiswa yang diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM KC). Alat ini berada di bawah bimbingan Haslinda Kusumaningsih, ST.,M.Eng. [Prayoga/Humas UB]