Berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut seringkali timbul karena kebiasaan yang dianggap remeh. Salah satunya adalah kebiasaan mengunyah menggunakan satu sisi saja, baik sisi kanan maupun kiri. Kebiasaan mengunyah satu sisi dapat menyebabkan sistem pengunyahan tidak normal yang lama kelamaan akan menimbulkan banyak dampak buruk. Beberapa diantaranya yaitu, pengikisan sendi rahang yang berujung pada disfungsi temporomandibular, penumpukan karang gigi pada sisi yang jarang digunakan, serta ketidakseimbangan kerja otot dan pertumbuhan rahang yang menyebabkan asimetri wajah.
Asimetri wajah merupakan kondisi yang dapat ditemui hampir pada semua individu dan tak jarang menyebabkan masalah pada estetika wajah yang berdampak pada tingkat kepercayaan diri. Kondisi asimetri ini lebih sering mempengaruhi wajah bawah daripada wajah bagian atas. Salah satu penyebabnya yaitu adanya intervensi pada masa perkembangan, seperti kebiasaan mengunyah satu sisi sehingga perkembangan sisi wajah tidak seimbang.
“ChewBalance sendiri terdiri dari dua kata yaitu “chew” yang berarti mengunyah dan “balance” yang berarti seimbang. Nama ini mewakili tujuan utama produk kami yaitu menciptakan kebiasaan mengunyah yang seimbang antara sisi kanan dan kiri untuk mencegah dampak buruknya di masa depan,” ujar Dwinanta.
Di bawah bimbingan drg.Astika Swastirani, M.Si, tim PKM-K ini telah berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Lima orang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), yaitu Dwinanta Sipayung, Nathya Grace Munthe, Mutiara Santika Wahyudi, Vanya Narayanda Bromi, dan Adhiya Nashwa Ardhana.
“Gagasan stik kunyah elastis ini awalnya tercipta karena kami menyadari banyak sekali individu yang merasa kurang percaya diri akan salah satu sisi wajahnya. Stik kunyah elastis ini berfungsi sebagai terapi preventif (pencegahan) untuk mengimbangi tekanan kunyah di sisi yang jarang digunakan sekaligus mengubah kebiasaan mengunyah satu sisi secara perlahan,” ujar Nathya.
Menariknya, stik kunyah elastis ini diperkaya dengan ekstrak kulit apel manalagi yang merupakan salah satu varietas apel unggulan di Malang Raya. Kandungan senyawa aktif dari kulit apel manalagi, seperti polifenol dan flavonoid mampu menekan pembentukan plak dan karang gigi.
“Kebanyakan produsen olahan apel hanya memanfaatkan daging buahnya saja, sementara kulit buah biasanya akan menjadi limbah yang tidak memiliki nilai jual. Sangat disayangkan karena selain kaya akan senyawa aktif, rasa dan aroma yang khas dari kulit apel manalagi juga dapat menjadi salah satu daya tarik yang akan meningkatkan minat konsumen,” ungkap Vanya.
Melalui inovasi produk ChewBalance, diharapkan menjadi salah satu solusi yang dapat dimanfaatkan sebagai media untuk memperbaiki kebiasaan mengunyah satu sisi sekaligus mencegah terjadinya ketidaksimetrisan wajah. [pkmk/twb,rs]