Tiga mahasiswa Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) meraih Juara 2 Nasional Business Plan Competition Management Vaganza 2023 yang diselenggarakan oleh Universitas Siliwangi di Tasikmalaya, Jawa Barat, (12/11-13/11/2023).
Beranggotakan Adinda Zahrani Mintarja, Arantxa Fahira Malaka, dan Dewi Elisa Angraeni dengan dibimbing Dr.Diadjeng Setya Wardani, S.Si.T, M.Kes, tim FK UB bersaing dengan 5 Grand Finalist dari universitas ternama lainnya.
Femina Cafetaria merupakan sebuah kafe Kebidanan pertama di Indonesia dengan pelayanan prima peduli kesehatan perempuan yang merupakan first mover café kebidanan dengan misi berkontribusi pada perekonomian negara melalui transformasi karir multisektor sekaligus pada tujuan vital untuk meningkatkan derajat kesehatan perempuan Indonesia.
Adinda selaku ketua tim menjelaskan bahwa latar belakang inovasi ini berawal dari keprihatinan tim melihat maraknya berbagai fenomena yang terjadi saat ini, seperti disebutkan 50 persen perempuan di Indonesia mengalami depresi pasca melahirkan yang merupakan kasus tertinggi ketiga di Asia.
“Selain itu, prevalensi stunting di Indonesia juga cukup tinggi di angka 21,6%, yang disebabkan karena kurangnya nutrisi pada ibu yang ‘tidak siap’ menerima kehamilan, maraknya penyebaran kasus penyakit infeksi menular seksual serta berbagai permasalahan lainnya yang menyebabkan perempuan menjadi kelompok yang rentan terhadap berbagai risiko kesehatan. Sayangnya, berbagai stigma yang ada justru membuat banyak dari mereka enggan, takut, dan malu untuk mendatangi petugas kesehatan, jika tidak merasa benar-benar ‘sakit’, “ kata Adinda.
Adinda menambahkan, selama ini, sering kali terjadi stigma negatif seorang remaja datang ke bidan menjadi salah satu hambatan banyak kasus tidak bisa dilakukan deteksi dini. Atau keengganan dan ketakutan seorang perempuan untuk datang ke bidan jika tidak merasa benar-benar sakit juga menjadi tantangan dalam ‘transfer’ informasi yang benar.
Berdasarkan pemaparan tersebut, tim kemudian menggagas inovasi unik Femina Cafetaria, Café Kebidanan yang di dalamnya menjual pilihan menu makanan dan minuman yang menyehatkan bagi kesehatan perempuan.
Dilengkapi dengan Midwifery Counceling Services, sebuah layanan konsultasi kebidanan mulai dari konsultasi remaja hingga pranikah serta Women’s Health Corner yang menyediakan fasilitas alat kesehatan seperti seperti bantal pemanas pereda nyeri haid dan lainnya.
Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung Femina Cafetaria, dengan target pasar Older millenials hingga generasi Z, mulai dari remaja hingga lansia khususnya komunitas perempuan dan pasangan usia subur yang memiliki ketertarikan pada isu kesehatan mental, kesehatan reproduksi serta keluarga dengan persepsi gaya hidup sehat.
Selain itu, keunggulan inovasi Femina Cafetaria ini adalah adanya Tes High-Stress Level pada sesi konseling sebagai langkah deteksi dini.
Hasil tes tersebut nantinya akan menjadi acuan dari para konselor bidan untuk menghubungkan pelanggan dengan mitra spesialis kesehatan mental yang ahli di bidangnya untuk para pelanggan yang selayaknya membutuhkan penanganan prima lanjutan.
“Sampai akhirnya kami mencoba untuk berdiskusi. Bagaimana jika ada sebuah café yang dapat menjadi one stop health service solution yang ramah bagi komunitas perempuan karena konsepnya yang ‘homey’ seperti di rumah, tetapi di sisi lain juga menjadi manuver transformasi karir profesi kebidanan di masa depan sekaligus berkontribusi pada perekonomian negara lewat membuka lapangan pekerjaan multisector,” Jelas Arantxa.
Dalam pelaksanannya, Femina Cafetaria juga berpotensi menjalin kerjasama konkret dengan pihak-pihak yang menjadi penggerak pemberdayaan perempuan, komisi perlindungan perempuan dan anak, maupun pemerintah daerah. Hal ini menjadikan, pewujudan Femina Cafetaria merupakan langkah strategis bagi banyak sektor untuk bisa berkolaborasi dengan visi yang sama untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang juga menjadi fokus poin ke-3 dalam tujuan SDG’s (Sustainable Development Goals) 2030.
Adinda dan tim berharap bahwa gagasan Business Plan ini, tidak hanya berhenti pada ranah kompetisi, tetapi tim juga berharap gagasan ini dapat terus dikembangkan gagasan ini dan benar-benar diwujudkan dalam langkah wirausaha sekaligus langkah strategis menyelesaikan permasalahan di masyarakat demi mewujudkan ‘kesehatan yang merupakan hak semua perempuan Indonesia. (*/oky/Humas UB).