Mahasiswa Asing Kunjungi Omah Atsiri, Pelajari Hilirisasi Riset UB

10th University Consortium Graduate Forum Kunjungi Omah Atsiri UB

Gelaran 10th University Consortium Graduate Forum yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya (UB) mengadakan kunjungan ke Omah Atsiri, berlokasi di Batu Love Garden (Baloga), Kota Batu, Selasa (3/6/2025). Kegiatan ini diikuti para mahasiswa asing dari 12 perguruan tinggi se-Asia Tenggara anggota University Consortium (UC).

Omah Atsiri merupakan pusat inovasi dan edukasi berbasis tanaman atsiri, hasil kolaborasi strategis antara Universitas Brawijaya (UB) melalui Institut Atsiri dan Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains dan Teknologi (DIKST) dengan pihak industri, yakni Jatim Park Group. Omah Atsiri menjadi wujud nyata sinergi kademisi dan pelaku industri dalam menghadirkan inovasi berbasis alam yang aplikatif sekaligus mendukung pengembangan destinasi edukatif.

Mahasiswa Asing Kunjungi Omah Atsiri UB di Baloga Jatim Park

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si.,Ak menyampaikan, kolaborasi antarunit di UB, termasuk DIKST, International Office, dan pusat-pusat keunggulan seperti Institut Atsiri, merupakan motor penggerak percepatan hilirisasi inovasi.

“Kami mendorong agar hasil riset tidak berhenti di jurnal, tapi mampu menyentuh masyarakat luas melalui model-model sinergi seperti Omah Atsiri ini,” terang Prof. Unti.

Sementara itu Direktur DIKST Mohammad Iqbal, S.Sos., MIB., DBA menambahkan, bahwa Omah Atsiri bukan hanya ruang belajar, tetapi juga living laboratory yang memungkinkan mahasiswa, industri, dan masyarakat berinteraksi langsung dengan proses inovasi.

Kunjungan mahasiswa asing dari 12 perguruan tinggi se-Asia Tenggara anggota UC.

“Kami melihat ini sebagai model rujukan untuk hilirisasi inovasi lain di UB. Omah Atsiri memperlihatkan bagaimana kolaborasi lintas unit bisa melahirkan dampak yang nyata, edukatif, dan ekonomis,” jelasnya.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa pascasarjana dari berbagai negara diperkenalkan pada proses ekstraksi dan destilasi minyak atsiri dari bahan baku lokal. Mereka juga melakukan praktik langsung, didampingi para ahli dari Institut Atsiri UB. Tidak hanya belajar teknik, para peserta juga mendiskusikan potensi hilirisasi produk atsiri untuk kesehatan, kecantikan, dan ekonomi kreatif.

Kunjungan ini menegaskan posisi UB sebagai penggerak inovasi yang inklusif dan terhubung langsung dengan industri serta masyarakat. Omah Atsiri menjadi bukti bahwa dengan sinergi yang solid antarunit dan mitra eksternal, inovasi dapat ditransformasikan menjadi solusi nyata yang berkelanjutan. [DIKST/MIT]