Pekan Sastra LPM FH UB : Merajut Kata, Menjalin Budaya dalam Kekayaan Sastra Nusantara

Pekan Sastra, ajang tahunan yang mempersembahkan karya seni dan sastra dari seluruh civitas akademika
Pekan Sastra, ajang tahunan yang mempersembahkan karya seni dan sastra dari seluruh civitas akademika

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Manifest Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) kembali menggelar Pekan Sastra, ajang tahunan yang mempersembahkan karya seni dan sastra dari seluruh civitas akademika. Tahun ini, Pekan Sastra hadir dengan tema “Merajut Kata, Menjalin Budaya: Menyelami Kekayaan Dan Keindahan Sastra Nusantara.” Acara ini berlangsung selama satu minggu, bertujuan untuk melestarikan budaya Nusantara melalui beragam karya sastra.

Pekan Sastra 2024 dibuka pada Senin, 30 September, di Ballroom Munir, Gedung B FH UB dengan Opening Ceremony yang meriah. Berbagai karya dipamerkan, mulai dari puisi, pantun, karikatur, fotografi, poster, hingga cerita pendek. Kegiatan ini terbuka untuk umum, memberikan kesempatan bagi siapapun, khususnya mahasiswa, untuk mengapresiasi karya sastra dan seni .

“Tema tahun ini menekankan pentingnya sastra sebagai warisan budaya yang bisa kita jaga dan sampaikan kepada generasi berikutnya,” ujar Eka Putri Rizqi Ramadhani selaku ketua pelaksana Pekan Sastra. Menurut Eka, Pekan Sastra ini tidak hanya sebagai wadah ekspresi diri bagi mahasiswa, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap sastra dan budaya Nusantara.

karya-karya seni dipajang
karya-karya seni dipajang

Selama satu minggu penuh, karya-karya seni tersebut dipajang dan menarik perhatian mahasiswa serta masyarakat umum yang hadir. “Kesan saya selama acara berlangsung, ternyata banyak sekali mahasiswa yang tertarik mengirimkan karya, terutama karya sastra. Saya tidak menyangka begitu banyak pecinta sastra yang diam-diam muncul melalui ajang ini,” tambah Eka.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Pekan Sastra 2024 berkolaborasi dengan komunitas Malang Book Party (MBP) untuk acara penutupan pada Minggu, 6 Oktober 2024. MBP adalah komunitas baca yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, termasuk Malang, dan memberikan ruang bagi anak muda untuk membaca serta berdiskusi tentang buku tanpa batasan genre.

“Pekan Sastra merupakan program yang unik di FH UB. LPM Manifest sebagai pers mahasiswa yang biasanya menyajikan berita dan opini kritis juga dapat mempersembahkan karya sastra yang menarik,” ungkap Zaki, salah satu peserta.

Pada closing ceremony, seluruh peserta diajak melakukan silent reading, membaca buku dalam suasana tenang, dan melanjutkannya dengan diskusi bersama anggota MBP. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan “Symphonifest,” yang menyajikan musikalisasi puisi serta penayangan perdana kampanye Manifest bertajuk “Suara Sastra.”

karya-karya seni dipajang
karya-karya seni dipajang

Melalui kolaborasi ini, diharapkan literasi di kalangan anak muda semakin meningkat, mengingat pentingnya membaca dan diskusi dalam membentuk pemikiran kritis. “Harapan saya, Pekan Sastra dapat menjadi pintu bagi lebih banyak mahasiswa untuk mengekspresikan diri, terutama pecinta sastra yang sering merasa terpinggirkan. Semoga mereka bisa lebih percaya diri dalam menampilkan karya tanpa takut akan penilaian masyarakat,” tutup Eka.(dzilla/WDD/Humas UB)