LBEKRAF FIB Kenalkan Kesenian Membatik kepada Peserta Kelas BIPA

Molly, dari Amerika Serikat sedang Membatik
Molly, dari Amerika Serikat sedang Membatik

Dalam upaya mendukung pembelajaran bahasa dan mengembangkan kreativitas masyarakat, Layanan Bahasa dan Ekonomi Kreatif (LBEKRAF) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menawarkan berbagai kelas bahasa untuk umum, salah satunya adalah kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Tidak hanya untuk mengajarkan bahasa Indonesia, kelas BIPA juga disusun untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada peserta. Dengan pendekatan ini, peserta tidak hanya mempelajari bahasa secara teori, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai tradisi, seni, dan nilai-nilai budaya yang melekat dalam masyarakat Indonesia.

Salah satu cara untuk memberikan pengalaman secara langsung adalah melalui kelas membatik. Kelas ini memberikan peserta kesempatan untuk terlibat dalam proses pembuatan batik, sebuah warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia.

Pengenalan Alat-alat Membatik oleh Dosen Seni Rupa Murni kepada Joon Hyuk, dari Korea Selatan
Pengenalan Alat-alat Membatik oleh Dosen Seni Rupa Murni kepada Joon Hyuk, dari Korea Selatan

Para peserta diajarkan untuk menorehkan malam batik menggunakan canting mengikuti pola yang sudah dibuat. Setelah gambar selesai, mereka mewarnai kain dengan teknik colet dan teknik celup.

Molly, salah satu peserta dari Amerika Serikat, merasa antusias dengan pengalaman ini.

“Menyenangkan sekali karena tidak ada pengalaman seperti ini sebelumnya. Ini pertama kali saya membuat batik sendiri,” ungkapnya bersemangat.

Kyle, dari Amerika Serikat sedang Membatik
Kyle, dari Amerika Serikat sedang Membatik

“Kami selalu lihat gaya batik di seluruh Indonesia. Sekarang kami bisa terlibat langsung dalam proses pembuatannya. Saya rasa seni ini cocok sekali dengan budaya orang Indonesia yang sangat sabar,” tambah Kyle, suami Molly yang turut merasa senang dengan pengalaman ini.

Joon Hyuk, peserta lain dari Korea Selatan, turut menambahkan, “Menurut saya, kelas membatik ini cukup penting untuk mengenal budaya Indonesia dengan cara yang menyenangkan.”

Fatmawati, M.Sn., dosen Program Studi Seni Rupa Murni sekaligus guru kelas membatik untuk peserta BIPA mengaku antusias dengan minat belajar para peserta yang begitu besar.

Peserta BIPA sedang Melakukan Proses Pewarnaan Batik
Peserta BIPA sedang Melakukan Proses Pewarnaan Batik

“Semakin banyak orang asing yang belajar mengenai batik, saya semakin bersemangat. Masalah komunikasi untuk menjelaskan istilah-istilah lokal terkadang muncul. Namun, semuanya terbayarkan ketika mereka merasa senang dan puas dengan kelas ini,” tutur Fatma.

Dengan antusiasme yang tinggi dari peserta dan dedikasi dari para pengajar, kelas membatik bagi peserta BIPA LBEKRAF FIB UB berhasil menjadi jembatan budaya yang mempererat hubungan antara Indonesia dan berbagai negara. Program ini diharapkan terus berlanjut dan berkembang sehingga menghasilkan lebih banyak kesempatan bagi penutur asing untuk mengenal dan mengapresiasi budaya Indonesia. [acl/dts/Humas FIB/Humas UB]